Maqamat dan Ahwal Eksekutor Tiga Fungsi Agama

Nursamad Kamba mengistilahkan tranformasi dengan yukhrijukum min al-dzulumati ila al-nur, keluar dari kegelapan menuju cahaya terang, karena tasawuf harus bisa mengakomodir berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat.

Konsep min al-dzulumati ila al-nur mengandung beberapa makna, di antaranya dari kegelapan menuju jalan terang, adanya perubahan dari kekafiran menuju keimanan, dari kesesatan menuju kebenaran serta dari kebodohan menuju berpengetahuan.

Dalam praktiknya fungsi tranformasi dalam istilah tahalli dan takhalli tidak bisa dilakukan tanpa maqamat. Seperti dalam proses pembersihan sifat iri dengki itu tidak bisa dengan sendirinya namun harus dengan maqamat yakni pintu tobat.

Seseorang tidak bisa dikatakan menyucikan diri jika tidak bertobat terlebih dahulu dari segala dosanya. Jadi kalau agama tidak berhasil mentransformasikan penganutnya dalam sikap dan perilaku berarti agama hanya sebatas tataran teori. Tidak hanya sekedar bertobat, zuhud, tawakal saja tetapi harus berimplikasi, memberikan efek pada kehidupan sehari-hari, karena itu agama menjadi efektif.

Baca juga: Peran Akhlak Tasawuf bagi Masyarakat Modern

Fungsi Pemaknaan

Berdasarkan fungsi pemaknaan bahwa manusia harus bisa memaknai terhadap dirinya, memberikan makna terhadap agama, demikian posisi duniawi pun harus dimaknai. Misal seseorang yang memiliki tugas atau jabatan, dia harus memaknainya bahwa Allah lah yang menempatkan dirinya di posisi jabatan tersebut, bukan karena siapapun.

Jadi seseorang sebagai pejabat karena tidak dimaknai Allah yang menempatkannya maka ia tidak akan bisa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, ada saja hal yang membuat dia menyimpang dari ketentuan-Nya. Apakah itu masuk kerja seenaknya, tidak disiplin bahkan sampai pada perilaku korupsi.