Tiga Hal Untuk Memperoleh Manisnya Ibadah
Ada tiga hal yang menghambat seseorang bisa merasakan manisnya ibadah
Imam Ahmad bin Harb pernah menuturkan, aku beribadah kepada Allah selama lima puluh tahun, namun aku tidak merasakan manisnya ibadah hingga aku meninggalkan tiga hal.
Aku tinggalkan keridhaan manusia sehingga aku mampu menyampaikan kebenaran, aku tinggalkan persahabatan dengan orang-orang fasiq sehingga aku menemukan persahabatan dengan orang-orang shalih, aku tinggalkan manisnya dunia sama sehingga aku merasakan manisnya akhirat.
Dari pernyataan beliau, ada tiga hal yang menghambat seseorang bisa merasakan manisnya ibadah. Pertama, bungkam terhadap kebenaran lantaran ingin disenangi semua pihak. Mencari ridha manusia memang tidak akan ada habisnya, karena hal itu tidak bisa dicapai sepenuhnya.
Baca juga: Pangersa Aang: Buah Dzikir Itu Mahal
Memburu ridha manusia akan membuat hati lelah dan tidak jujur. Mencari penilaian manusia akan menguras energi, sebab pandangan manusia sangat terbatas. Manusia banyak lemah dan kekurangannya. Ketika ingin membuat pihak yang satu senang dan setuju, pihak lain belumlah tentu. Maka benarlah ungkapan yang menyatakan,
Ridha manusia adalah tujuan yang tidak dapat diraih, dan ridha Allah merupakan tujuan yang tidak boleh ditinggalkan. Maka tinggalkanlah apa yang tidak bisa diraih, dan raihlah apa yang tidak boleh ditinggalkan
Selalu mencari ridha manusia akan menghalangi ingatan kita kepada Allah Swt. Padahal Beliau adalah ingatan terbaik dan harus selalu hadir. Jika sudah terhijab dari mengingat Allah lantaran sibuk dengan ingatan kepada manusia, qalbu akan sulit merasakan manisnya ibadah.
Baca juga: Abah Anom: Tingkatkan Mahabbah Kepada Allah
Kedua, bergaul dengan orang-orang fasiq. Pergaulan akan sangat berdampak dalam kehidupan, karena manusia bisa saling mempengaruhi. Seseorang akan terpengaruh secara kebiasaan, watak dan kepribadiannya termasuk kondisi ruhaninya. Nabi Saw bersabda,
Seseorang itu tergantung agama sahabatnya, maka perhatikanlah olehmu siapa yang dijadikan sahabat, (HR. Tirmidzi).
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______