Jihad Dilakukan Sepanjang Hayat Hingga Kiamat
Jihad perang adalah cabang dari jihad dakwah, layaknya ranting dari dahan
Dhamir atau kata ganti pada kata “bihi” kembali kepada al Qur’an. Maka ayat tersebut, kata Prof. Dr. Muhammad Salim, merupakan perintah tegas kepada Nabi Saw untuk melakukan jihad dakwah kepada orang kafir saat masih berada di Mekkah sebelum perang diwajibkan.
Tujuan Jihad Meninggikan Nilai-Nilai Agama Allah
Selaras dengan pernyataan di atas, mufassir kenamaan asal Indonesia, Prof. Dr. M. Quraish Shihab memandang bahwa ditemukan aneka ragam jihad itu bermula dari jihad dengan hati untuk melahirkan dan mengukuhkan tekad, dengan lidah untuk menjelaskan dan membuktikan kebenaran, dengan tenaga, dengan harta, sampai dengan nyawa, demi tegaknya nilai-nilai ajaran Islam.
“Siapa yang berjuang demi tegaknya kalimat Allah, maka dia telah menelusuri sabilillah (jalan Allah).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi tujuan jihad bukan menumpahkan darah, apalagi membunuh, tetapi meninggikan nilai-nilai agama Allah. Atas dasar itu, sangat keliru membatasi makna jihad hanya pada peperangan bersenjata.
“Bukankah Allah telah memerintahkan Nabi Muhammad Saw untuk berjihad dengan menggunakan al-Qur’an ketika beliau masih di Mekkah―dimana kekuatan bersenjata ketika itu belum beliau miliki?,” jelas Pendiri Pusat Studi Al Qur’an tersebut.
Syekh Muhammad Salim menegaskan bahwa bagian al Qur’an yang diturunkan pada periode Mekkah mengandung kata jihad yang berarti dialog.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______