Cara Bedakan Sufi Hakiki dan Sufi Delusi

Manusia dicipta untuk menjadi khalifah atau wakil, kepanjangan tangan Allah di muka bumi

Dewan Pakar LDTQN Pontren Suryalaya, KH. Wahfiudin Sakam mengatakan bahwa tujuan bertarekat tidak sekadar untuk membersihkan qalbu dari aneka penyakit.

“Untuk apa bertarekat? untuk membersihkan qalbu, supaya tidak ada lagi penyakit iri, dengki, marah, dendam, serakah, sombong, pelit, malas, egois, syirik, nifaq supaya hidup jadi tenteram,” ujarnya.

Kendati begitu, Wakil Talqin Pangersa Abah Anom ini melanjutkan, bahwa ketika hidup sudah tenteram, kenikmatan ibadah sudah diraih serta penuh mahabbah, maka jangan melepaskan diri dari tanggung jawab duniawi.

Tidaklah manusia diciptakan kecuali untuk beribadah kepada Allah Swt.

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. [Surah Adh-Dhāriyāt: 56]

Baca juga: Sufi Sangat Menghargai Waktu, Ini Lima Filosofinya

Bukan hanya itu, dalam konteks ibadah, manusia dicipta untuk menjadi khalifah atau wakil, mandataris, kepanjangan tangan Allah di muka bumi.

“Manusia diberi ilmu simbol (Al Asma’) dan kebebasan berkehendak (Al Masyi’ah) sehingga dengan itu manusia dapat kreatif dan termotivasi bekerja keras, menghasilkan karya-karya yang tidak pernah ada sebelumnya dan menghasilkan manfaat yang meluas bagi banyak makhluk,” paparnya.

تخلقوا بأخلاق الله

Berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah.

Anjuran untuk berakhlak dengan akhlak Allah karena manusia adalah Khalifah Allah. Allah Maha Pencipta, dan Allah ingin manusia banyak menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat, tambahnya.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi