Karena situasi yang kurang menguntungkan untuk dakwah TQN (Pemerintah Kolonial Belanda melakukan pengawasan ketat terhadap pergerakan penganut TQN), Syekh Tolhah meminta izin dari ayahnya untuk membuka pesantren di tempat lain yang lebih aman dari incaran aparat keamanan Belanda.
Saat itu Belanda mulai mengetahui identitas Syekh Tolhah, seorang ulama TQN yang baru kembali dari Mekah.
Pemerintah Kolonial Belanda di Cirebon ternyata sudah memiliki daftar tokoh-tokoh tarekat yang pulang dari Mekah. Data itu dikirim oleh Konsul perdagangan Belanda di Jeddah kepada Gubernur Jendral di Batavia (Jakarta), lalu diteruskan kepada para residen sebagai kepala wilayah.
Baca juga: Syekh Tolhah Kali Sapu Cirebon Part 1/4
Setelah melakukan survey, tempat yang dipandang tepat untuk mendirikan pesantren agar terhindar dari incaran aparat kolonial Belanda adalah Begong.
Begong yang letaknya di tepi Sungai Kalisapu ini masuk wilayah Desa Kalisapu, Cirebon Utara. Jarak ke pantai laut sekitar 1 kilometer, sedangkan ke Makam Sunan Gunung Jati 2 kilometer. Di sebelah timur terbentang rawa payau, hutan bakau, serta pohon Rumbia dan jenis kayu lainnya yang pada masa itu masih cukup lebat.
Dari arah Cirebon, jalan raya utama Cirebon – Indramayu km 8, setelah melewati Kompleks Sunan Gunung Jati untuk sampai ke Begong harus menggunakan sampan. Jalan darat merupakan jalan setapak, yang sulit dilalui terlebih saat musim hujan.
Sedangkan jarak dari Kantor Polisi Kolonial Belanda di Kota Cirebon ke Begong kurang lebih 9 Km.
Di tempat yang situasi dan kondisi seperti itulah Pesantren TQN pertama didirikan pada tahun 1879 oleh Syekh Tolhah, seorang kiai yang menjadi khalifah dan mursyid TQN untuk wilayah Cirebon.
Baca juga: Syekh Tolhah Kali Sapu Cirebon Part 3/4
Pesantren pertama TQN itu konstruksi bangunannya terbuat dari bambu dan kayu pantai, beratap daun Rumbia bercampur alang-alang. Desainnya berupa bangunan panggung yang cukup tinggi untuk menghindari limpasan air Sungai Kalisapu pada setiap musim hujan serta binatang buas.
Syekh Tolhah beserta istri, putera-puteranya serta para santrinya tinggal di sana.
Pada waktu yang sulit diketahui secara pasti tahunnya, Syekh Tolhah berangkat lagi ke Mekah dan tinggal di sana beberapa waktu lamanya.
Saat ditinggalkan Syekh Tolhah, Begong dilanda banjir cukup besar. Keluarga dan santri-santri mengungsi ke kampung dekat Balai Desa Kalisapu, di pinggir jalan raya utama Cirebon, Indramayu Km 8.
Pada saat itu tongkat kepemimpinan pesantren sementara diserahkan kepada Kiai Jauhari, saudara Syekh Tolhah se ayah.
Baca juga: Syekh Tolhah Kali Sapu Cirebon Part 4/4
Sepulang dari Mekah, atas permohonan keluarga dan santri, pesantren ditetapkan di kampung dekat Balai Desa Kalisapu. Begong sudah tidak layak lagi untuk sebuah pesantren karena sering dilanda banjir.
Di tempat yang baru inilah Syekh Tolhah mendirikan masjid yang diberi nama Masjid Kholwat, karena di dalamnya terdapat tempat kholwat.
Pada tahun 1979 masjid ini diperbaiki oleh Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (qs) dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat H. Aang Kunaefi.
(Diambil dari buku Menelusuri Perjalanan Sejarah Pondok Pesantren Suryalaya, yang disusun oleh R.H. Unang Sunardjo SH).
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______