Berdoa di Kuburan Nabi dan Wali Allah Itu Mustajab

Berziarah kubur kepada para nabi, para wali dan orang-orang saleh merupakan amalan ibadah sunnat yang sangat penting. Demikian ungkap Dr. Aep Saepulloh Darusmanwiati.

Doktor lulusan Al Azhar Kairo itu menjelaskan, hal ini bukan semata untuk mengingatkan akhirat, mengenang jasa dan kebaikan juga mencontoh budi mulia beliau-beliau, akan tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah untuk berdoa memohon kepada Allah di samping kuburan orang-orang mulia tersebut.

Mengapa demikian, sebab salah satu keistimewaan berdoa di samping kuburan para nabi dan para wali Allah adalah mustajabnya do’a.

وَالدُّعَاءُ مُسْتَجَاب عِنْد قُبُوْر الأَنْبِيَاء وَالأَوْلِيَاء

“Berdoa di samping kuburan para nabi dan para waliyullah adalah mustajab”. Demikian keterangan yang dikutip dari Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimâz adz-Dzhabi (w 748 H) dalam karyanya Siyâr A’lâm an-Nubalâ` (17/77).

Baca juga: Mengambil Berkah dengan Berziarah ke Makam Aulia dan Shalihin

Masih dalam kitab yang sama (10/107), Imam Adz Dzahabi juga menerangkan bahwasannya di antara gurunya al-Imam asy-Syafi’i di Mesir, yaitu as-Sayyidah Nafisah Binti Hasan Anwar bin Zaid al-Ablaj bin Imam Hasan bin Imam Ali, yang kuburannya berada di Mesir, ia berkata:

كَانَتْ مِنَ الصَّالِحَاتِ العَوَابِدِ، وَالدُّعَاءُ مُسْتَجَابٌ عِنْدَ قَبْرِهَا، بَلْ وَعِنْدَ قُبُوْرِ الأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ

“Sayyidah Nafisah adalah seorang wanita salehah ahli ibadah. Berdoa di samping kuburan beliau adalah mustajab, demikian juga dengan berdoa di samping kuburan para nabi dan orang-orang saleh (semuanya tempat-tempat mustajab)”.

Imam Adz Dzahabi sendiri adalah seorang ‘alim al-hâfizh muhaddits mu`arrikh (sejarawan) ternama yang berasal dari negeri Damaskus dan pernah belajar ke Mesir.

Keterangan lain, Imam Malik misalnya dalam kitabnya al-Muwaththa dengan riwayat dari Imam Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibany (hal. 334, hadits nomor 948) menyampaikan sebuah riwayat di mana Abdullah bin Dinar berkata, bahwasannya Ibnu Umar -salah seorang sahabat utama Rasulullah Saw- apabila beliau hendak bepergian atau baru pulang dari bepergian, yang beliau lakukan terlebih dahulu adalah mendatangi (berziarah) ke kuburan Rasulullah Saw, kemudian beliau shalat di sampingnya, lalu berdoa, kemudian baru beliau pergi.

Setelah menyampaikan hadits di atas, sambung Doktor Aep, Imam Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibany kemudian berkata: “Demikian sepatutnya yang dilakukan seseorang ketika baru tiba di Madinah, yaitu terlebih dahulu mendatangi (berziarah) ke kuburan Rasulullah Saw”.

Baca juga: Wali Allah yang Dicemburui Para Nabi dan Syuhada

Imam asy-Syafi’i, tambahnya, beliau pun melakukan hal yang sama. Ali bin Maimun berkata: “Aku mendengar Imam Syafi’i ra bertutur: “Sesungguhnya aku bertabarruk (mencari berkah) dengan Imam Abu Hanifah, dan aku setiap hari datang menziarahi kuburnya. Apabila aku ada hajat keinginan, aku shalat dua rakaat, kemudian aku mendatangi kubur beliau (Imam Abu Hanifah), dan aku berdoa kepada Allah untuk hajatku itu di samping kuburan beliau. Tidak lama kemudian hajatku pun (Alhamdulillah) dikabulkan-Nya”.

Keterangan Imam Syafi’i tersebut bisa dilihat dalam kitab Târikh Baghdâd, karya Imam Abu Bakr Ahmad bin Ali bin Tsabit al-Khathîb al-Baghdâdi (w 463 H), 1/445; kemudian, bisa dilihat juga dalam kitab Akhbâr Abî Hanîfah Wa Ashhâbih, karya al-Imam al-Husain bin Ali bin Muhammad Abu Abdillah ash-Shaimary al-Hanafy (w 436 H), hal. 94, 95).

Selain itu, seorang Syaikh Syuyûkh al-Qurrâ`, al-Imam al-Hafizh Syamsuddin Abul Khair Ibnul Jazary- seorang ulama, gurunya para qurrâ`(ahli qira’at) yang berasal dari negeri Damaskus dan pernah belajar lama di Mesir (w 833 H) juga melakukan hal yang sama.

Ketika menjelaskan kuburan al-Imam asy-Syatibi yang merupakan seorang ulama dan Imamnya ilmu qira`at yang kuburannya ada di Mesir, Imam Ibnul Jazary berkata:

“Kuburan (Imam asy-Syathibi) ini sangat terkenal dan merupakan di antara tempat tujuan untuk berziarah. Dan aku sudah berziarah ke kuburannya berkali-kali, dan sebagian teman-temanku membacakan kitab Matan asy-Syâthibiyyah kepadaku di samping kuburannya. Dan sunggguh aku melihat keberkahan berdoa di samping kuburan beliau. Berdoa di samping kuburan beliau sungguh mustajab”. Demikian keterangan yang diambil dari kitab Ghāyatun Nihāyah Fī Thabaqāt al-Qurā’, karya Imam Syamsuddin Abul Khair Ibnul Jazary (w 833 H), 2/23).

Baca juga: Bulan Tiga Serangkai, Rajab, Syaban dan Ramadhan

Doktor Aep berharap semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu dan terus mencintai para ulama dan orang-orang saleh baik ketika mereka masih ada ataupun telah tiada.

“Bahkan, semoga kita juga termasuk orang-orang yang gemar berziarah kepada mereka, termasuk ke kuburan mereka (bagi yang telah wafat) karena menziarahi mereka selain merupakan ibadah yang luar biasa, juga merupakan tuntunan dan amalan dari para sahabat dan para ulama shaleh. Bahkan, berdoa di samping kuburan mereka merupakan tempat mustajab untuk berdoa, sebagaimana disampaikan oleh para ulama mu’tabarin,” pungkas Doktor Ushul Fiqh tersebut.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi