Amaliyah TQN Pontren Suryalaya dan Pelestarian Lingkungan
Daratan dan lautan mengalami kerusakan, ketidakseimbangan, serta kekurangan manfaat
Syekh KH. Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad ra dalam tanbih menyampaikan wasiat yang relate terhadap pemeliharaan lingkungan. “Hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai, andaikan tidak demikian, pasti sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna. Karena yang menyebabkan penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri.”
Beliau juga mengutip terjemah ayat yang menggambarkan bahwa penderitaan dan bencana, (termasuk bencana ekologi) disebabkan oleh perilaku kufur terhadap nikmat Allah. Kufur di sini artinya menggunakan kenikmatan Allah (yakni alam raya dan lingkungannya) tidak sesui dengan tujuan penganugerahannya.
“Tuhan yang Maha Esa telah memberikan contoh, yakni tempat maupun kampung, desa maupun negara yang dahulunya aman dan tenteram, gemah ripah loh jinawi, namun penduduknya / penghuninya mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka lalu berkecamuklah bencana kelaparan, penderitaan dan ketakutan yang disebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri.”
Baca juga: Amaliah Pangersa Abah di Bulan Ramadhan
“Oleh karena demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan dlohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya “Budi Utama-Jasmani Sempurna“ (Cageur-Bageur).
Syekh KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra, bukan hanya mengajarkan mengenai pelestarian lingkungan, beliau adalah contoh nyata bagaimana seorang sufi menggerakkan masyarakat untuk melestarikan lingkungan.
Pangersa Abah Anom bahkan diangkat sebagai duta lingkungan hidup dan penghargaannya diberikan langsung oleh Presiden Soeharto pada 5 Juni 1980 di Bina Graha Jakarta.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______