Amaliyah TQN Pontren Suryalaya dan Pelestarian Lingkungan

Selain itu, MUI juga menerbitkan Fatwa Nomor 86 Tahun 2023 Tentang Hukum Pengendalian Iklim Global. Dalam fatwa itu ditetapkan ketentuan hukum, sebagai berikut:

1. Segala tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan alam dan berdampak pada krisis iklim hukumnya haram,
2. Deforestasi yang tidak terkendali dan pembakaran hutan yang merusak ekosistem alam yang menyebabkan pelepasan besar-besaran gas rumah kaca, serta mengurangi kemampuan bumi untuk menyerap dan menyimpan karbon hukumnya haram,
3. Semua pihak wajib:
   a. Turut berkontribusi dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang lebih baik.
   b. Mengurangi jejak karbon yang bukan merupakan kebutuhan pokok,
   c. Melakukan upaya transisi energi yang berkeadilan.

Penyelenggaraan Amaliyah TQN dan Pelestarian Lingkungan

Amaliyah TQN Pondok Pesantren Suryalaya yang terdiri dari dzikir, khataman dan manaqiban tidak boleh mengabaikan aspek pelestarian lingkungan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraannya. Abai terhadap lingkungan berarti abai terhadap masa depan dan keberlanjutan peradaban manusia yang sehat, beradab dan kokoh.

Baca juga: LDTQN Imbau Ikhwan Tingkatkan Amaliah dan Biasakan Sedekah

Pelaksanaan amaliyah tersebut bukan hanya jadi salah satu tolok ukur pelestarian ajaran TQN Pontren Suryalaya, tapi juga ikhtiar untuk melestarikan lingkungan. Bertasawuf tidak hanya menumbuhkan kesadaran ilahiyah yang baik, tapi juga menumbuhkan kesadaran lingkungan (ecological awareness).

Krisis lingkungan yang terjadi adalah imbas dari krisis spiritual. Batin manusia bisa tercermin dari perilaku dzahirnya. Sebagaimana ketamakan dan dorongan hawa nafsu yang menguasai batin bisa tercermin dari tindakan dzahir yang mengeksploitasi alam secara berlebihan. Sampah yang berserakan, boros dalam penggunaan air dan energi adalah di antara contoh sederhana perilaku di tengah masyarakat yang tidak ramah terhadap lingkungan.