‘Uqudul Juman, Mata Rantai Permata TQN Pontren Suryalaya

Ikhwan dan akhwat TQN Pontren Suryalaya pasti mengenal ‘Uqud Al Juman atau akrab disebut dengan ‘Uqudul Juman. Salah satu kitab yang menjadi rujukan dalam ajaran TQN Pontren Suryalaya.

Secara bahasa ‘uqud berarti ikatan-ikatan. Adapun al-juman artinya permata. Jadi, ‘uqud al-juman adalah ikatan-ikatan atau mata rantai permata.

Kiranya, kitab ini diberi judul demikian (‘Uqud al Juman yang berarti mata rantai mutiara) karena isinya antara lain berisi tawassul. Demikian hasil wawancara dengan KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin di Madrasah Pondok Pesantren Suryalaya pada tanggal 12 Agustus 1990.

Tawassul terdapat dalam wiridan dan khataman, (ditujukan) kepada mata rantai yang mengajarkan Islam (TQN) sejak Allah swt, sehingga silsilah terakhir TQN.

Baca juga: Miftahus Shudur Karya Abah Anom yang Memuat Ajaran TQN

Dalam kitab ‘Uqud al-Juman ini terdapat tiga ajaran, yaitu: Wiridan (dzikir harian), Khataman dan Silsilah TQN.

Sebagaimana proses penyampaian ajaran TQN, yang terkandung dalam kitab Miftah al-Shudur, pada mulanya, ketiga ajaran tersebut juga disampaikan oleh KH. Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad, melalui ceramah-ceramah.

Jumlah ikhwan akhwat TQN, baik dari dalam maupun dari luar negeri, terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, kiranya, menurut Pangersa Abah Anom, ketiga ajaran tersebut dirasa perlu untuk ditulis dalam sebuah buku yang kemudian diberi judul ‘Uqud al-Juman.

Adapun tujuan penulisan ‘Uqud al Juman ini sama dengan tujuan penulisan kitab Miftah al-Shudur, yaitu untuk mempertegas dan mempermudah para ikhwan TQN dalam memahami dan mengamalkan ketiga ajaran tersebut.

Ketiga ajaran ini (wiridan, khataman, dan silsilah TQN) sama-sama diperuntukkan khusus bagi ikhwan akhwat TQN di dalam dan di luar negeri sebagaimana halnya ajaran Miftah al-Shudur.

Baca juga: Dzikir Bisa Mengusir dan Menindas Setan

Berikut ini tiga ajaran yang terdapat dalam ‘Uqud Al Juman sebagaimana tulisan Drs. I. Nurol Aen dan KH. Noor Anom Mubarok, BA dengan judul TQN dan Komponen-Komponennya:

1. Wiridan ialah dzikir yang harus dipraktikkan oleh ikhwan TQN setiap selesai melaksanakan shalat wajib lima kali sehari semalam (shalat fardhu).

Jika berada dalam keadaan darurat, cukup berdzikir jahr sebanyak tiga kali dan sebagai gantinya dapat dilaksanakan secara intens pada waktu senggang.

2. Khataman ialah jenis dzikir yang dilaksanakan oleh ikhwan TQN minimal satu kali dalam seminggu, baik dilaksanakan secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri.

Pada umumnya Ikhwan TQN melaksanakan khataman itu dua kali dalam seminggu secara berjamaah dengan bimbingan muballigh atau wakil talqin setempat.

Baca juga: Siapa saja yang Berhak Mendapatkan Talqin Dzikir

Adapun tradisi di Pondok Pesantren Suryalaya, KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin melaksanakan khataman ini tiap ba’da shalat maghrib sampai tiba waktu isya.

3. Silsilah TQN
Silsilah adalah sanad/mata rantai yang menghubungkan mursyid yang satu dengan mursyid yang lainnya hingga Rasulullah Saw, bahkan Allah Swt. Dalam hal ini KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin menempati silsilah yang ke-37, apabila dihitung dari mata rantai pertama, Allah Swt.

Silsilah tersebut secara berurut adalah sebagai berikut:

(1) Allah Swt.
(2) Jibril as.
(3) Muhammad Saw.
(4) Ali kw.
(5) Husain ra.
(6) Zain al-‘Abidin ra.
(7) Muhammad al-Baqir ra.
(8) Ja’far al-Shadiq ra.
(9) Musa al-Kadzim ra.
(10) Abu al-Hasan ‘Ali Ibn Musa Al Ridha ra.
(11) Ma’ruf al-Karkhi ra.
(12) Sirr al-Saqathi ra.
(13) Abu al-Qasim al-Junaidi al-Baghdadi ra.
(14) Abu Bakr Dilfi al-Syibli ra.
(15) Abu al-Fadhl atau ‘Abd al-Wahid al-Tamimi ra.
(16) Abu al-Faraj al-Thurthusi ra.
(17) Abu al-Hasan ‘Ali Ibn Yusuf al-Qirsyi al-Hakkari ra.
(18) Abu Sa’id al-Mubarak Ibn ‘Ali al-Mahzumi ra.
(19) Abd al-Qadir al-Jailani qs.
(20) ‘Abd al-‘Aziz ra.
(21) Muhammad al-Hattak ra.
(22) Syams al-Din ra.
(23) Syaraf al-Din ra.
(24) Nur al-Din ra.
(25) Waliyu al-Din ra.
(26) Hisyam al-Din ra.
(27) Yahya ra.
(28) Abu Bakr ra.
(29) ‘Abd al-Rahim ra.
(30) ‘Utsman ra.
(31) ‘Abd al-Fatah ra.
(32) Muhammad Murad ra.
(33) Syams al-Din ra.
(34) Ahmad Khathib Syambas Ibn ‘Abd al-Ghaffar ra.
(35) Thalhah ra.
(36) ‘Abd Allah al-Mubarak Ibn Nur Muhammad ra.
(37) Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi