TQN, dari Komoditi ke Enerji

Ada juga yang nggak sabar untuk segera menjadi Badal Talqin, Wakil Talqin, bahkan menjadi Mursyid palsu. Apalagi menjelang Pemilu 2024, ada yang membisniskan TQN untuk mendukung politisi-politisi tertentu.

Itu beberapa contoh dampak negatif dari menjadikan TQN sebagai Komoditi.

===

Apakah mungkin kita menjadikan TQN sebagai ENERGI KREATIF, INOVATIF, dan PRODUKTIF?

Sangat mungkin!!!

Sebab, dengan ber-TQN orang dapat mengalami fana’ fi Allah, meleburkan dirinya ke dalam qudrah dan iradah Allah, sehingga ia tidak lagi berfikir dan bertindak semata-mata karena hawa nafsunya, melainkan semua terjadi dengan dan karena futūhur rabbaniy dan fuyūdhur rahmāniy.

Mana dalilnya?

Hadis Arbain Nawawi ke-38,

Dari Abi Hurairah ra: …tiada berhenti hambaKu mendekat kepadaKu… sehingga hingga Aku mencintainya… Apabila Aku sudah mencintainya, jadilah Aku pendengarannya yang dengan itu ia mendengar; dan penglihatannya yang dengan itu ia melihat; dan tangannya yang dengan itu ia bekerja; dan kakinya yang dengan itu ia berjalan; dan apabila ia meminta kepadaku maka Aku akan memberinya; dan apabila berlidung kepadaku maka aku akan melindunginya. (HR. Bukhari).

Apakah ada contohnya?

Ada. Semua itu sedang berproses terjadinya, dilakukan oleh para ikhwan TQN di Suryalaya dan di Jakarta. Yang penting Anda mau healing, meaning and empowering.

Di Suryalaya tanyakan aja pada Pak Yaya Sonjaya dan Pak Asep Haerul Gani. Di Jakarta tanyakan pada Ust. Abdul Latif dan Ust. Handri. [Wahfiudin Sakam]