Mewujudkan Keadilan Hakiki dan Kemaslahatan Bersama

Alam semesta seisinya, lanjut Bu Nyai Rofiah, sebagai ayat Allah. Al-Qur’an adalah salah satu ayat Allah yang dinamai denga ayat Qauliyyah dan disebut sebagai ayat kecil (shughra). Sementara, alam semesta raya seisinya dinamai ayat Kauniyyah yang disebut juga sebagai ayat besar (kubra).

Al-Quran sebagai ayat Allah dipahami oleh ulama melahirkan tafsir lalu berkembang menjadi ilmu agama. Sementara alam semesta raya yang juga ayat Allah seisinya diteliti oleh ilmuwan kemudian melahirkan teori yang berkembang menjadi ilmu umum.

Walhasil, ilmu umum dan ilmu agama sejatinya sama-sama hasil pemahaman manusia terhadap ayat-ayat Allah. Dua-duanya sama-sama penting untuk digunakan dalam merumuskan kemaslahatan bersama sambil disadari keterbatasan masing-masing sebagai ikhtiar manusia yang pengetahuannya terbatas, dinamis, bisa salah, bisa pula benar.

Baca juga: Benarkah Islam Jadi Penyebab Keterbelakangan Umat

Dengan demikian, ilmu umum bisa bernilai spiritual jika menjadi media kemaslahatan bersama. Sebaliknya ilmu agama bisa hilang nilai spiritualnya jika disalahgunakan untuk kemafsadatan, seperti fitnah, propaganda, hoax dan legitimasi atas tindakan kekerasan maupun kezaliman lainnya.

Adapun poin terakhir yang disampaikan salah seorang ustadzah cariustad.id ini adalah terkait Islam sebagai sistem ajaran dan proses. Sebagai sistem, ajaran Islam terdiri dari 3 hal yaitu:

1. Misi atau arah sistem ajaran Islam, yaitu sistem kehidupan yang jadi anugerah bagi semesta termasuk kelompok lemah (dhu’afa) dan kelompok yang rentan dilemahkan (mustadh’afin);
2. Fondasi Moral, yaitu prinsip dan nilai dasar kebajikan universal yang muaranya adalah akhlak mulia manusia;
3. Cara, yaitu ajaran Islam berupa petunjuk untuk menggerakkan sistem kehidupan riil menuju sistem kehidupan yang menjadi misi Islam. Mengubah sistem kehidupan minadz dzulumati ilan nur (dari kegelapan menuju cahaya/dari kezaliman menuju keadilan).