Mewujudkan Keadilan Hakiki dan Kemaslahatan Bersama

Iman adalah berkata baik atau diam, berbuat baik pada tetangga, tamu, berbakti pada orangtua

Ajaran Islam terkait misi dan fondasi moral tidak bisa dinegosiasikan karena ia menjadi arah dan jiwa Islam kapan dan di manapun, baik secara tekstual maupun kontekstual. Berbeda dengan ajaran Islam terkait dengan cara, yang menurutnya bisa dinegosiasikan bahkan kadang harus.

Islam sebagai proses berarti dipahami sebagai petunjuk untuk bergerak terus menerus dari sistem kehidupan yang zalim/jahiliyah menuju sistem yang Islami. Sistem kehidupan yang dimaksud meliputi 1) sistem perkawinan, keluarga, masyarakat, negara, bahkan global. 2) sistem sosial budaya, ekonomi, politik, beragama, dan sendi kehidupan lainnya. 3) sistem kehidupan manusia secara fisik, intelektual, maupun spiritual. 4) sistem kehidupan flora dan fauna. 5) sistem kehidupan di bumi maupun planet lainnya. 6) sistem kehidupan di dunia maupun akhirat.

Dosen Tafsir ini menyebut perbedaan antara ciri sistem kehidupan yang zalim/jahiliyah dengan sistem kehidupan yang islami.

Ciri yang zalim, sambungnya, pihak yang lemah (dhu’afa) atau pihak yang rentan dilemahkan (mustadl’afin) mesti tunduk pada pihak yang kuat. Sistem ini menurutnya menjadi anugerah bagi pihak kuat tapi musibah bagi pihak lemah (Dhu’afa) atau pihak yang rentan dilemahkan (mustadh’afin).

Adapun ciri sistem Islami, kata lulusan Universitas Ankara Turki ini, adalah pihak yang kuat dan lemah hanya tunduk mutlak pada Allah dengan hanya mutlak tunduk pada nilai kebaikan bersama.

Baca juga: Abah Anom Inabah dan Pembangunan Nasional

“Kekuatan (power) dalam bentuk apapun dipandang sebagai amanah dari Allah untuk memberdayakan, bukan memperdaya pihak yang lemah sehingga tidak ada pihak yang rentan dilemahkan (mustadh’afin),” tegasnya.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi