Mewujudkan Keadilan Hakiki dan Kemaslahatan Bersama

“Manusia, laki-laki dan perempuan sama-sama punya status melekat sebagai hanya hamba Allah dan amanah yang melekat sebagai khalifah fil ardh dengan mandat mewujudkan kemaslahatan seluasnya di muka bumi, baik di ruang domestic maupun publik” ucap Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm dalam Kajian Islam Ilmiah Masjid Universitas Indonesia, Jum’at (17/09).

Menurut Dosen Pascasarjana PTIQ itu, sebagai pemimpin di muka bumi, manusia dibekali akal dan hati nurani sehingga mampu memilah yang baik dari yang buruk dan memilih yang baik. Tinggal mau atau tidak memakainya, baik kemauan secara personal, kolektif, dan individual maupun sistemik.

Nilai manusia, kata Bu Rofiah, hanya tergantung oleh taqwa, yaitu kemampuan membuktikan komitmen tauhid pada Allah dengan tindakan mewujudkan kemaslahatan pada sesama makhluk-Nya. Taqwa adalah hubungan baik manusia dengan Allah yang melahirkan hubungan baik dengan sesama makhluk-Nya.

Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa (Al Maidah: 8).

Dengan kalimat lain iman kepada Allah dengan sikap baik (amal shaleh) pada makhluk-Nya. Iman adalah berkata baik atau diam, berbuat baik pada tetangga, tamu, berbakti pada orangtua, dst. Inilah iman yang menggerakkan peradaban.

Baca juga: Anak Yatim Dalam Bingkai Keluarga Maslahah

Poin kedua yang disampaikan oleh narasumber Lingkar Ngaji KGI (Keadilan Gender Islam) tersebut menyangut kemaslahatan Islam.

“Kemaslahatan yang dikehendaki Islam dari manusia adalah kemaslahatan secara internal maupun eksternal, baik sebagai individu, pasangan, keluarga, masyarakat, negara, maupun global, dan baik secara personal, kolektif, sosial, bahkan sebagai spesies manusia, maupun secara sistemik,” ucapnya.