Menyatukan Dzikir dan Pikir, 64 Tahun Pendidikan Formal di Pondok Pesantren Suryalaya

Tanggal 1 Agustus 2025 kemarin menandai 64 tahun usia pendidikan formal di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya. Di balik angka itu, terhampar jejak panjang perjuangan para pendiri, pengasuh, guru, dan seluruh elemen pesantren dalam membangun sistem pendidikan yang tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai, menghidupkan akhlak, dan menumbuhkan karakter berbasis tasawuf.

Didirikan di bawah bimbingan Abah Sepuh, dan dikembangkan secara sistematis oleh Abah Anom (Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin), pendidikan di Suryalaya lahir dari kesadaran ruhani bahwa ilmu tanpa amal adalah hampa, dan amal tanpa ilmu rawan menyimpang.

Dari kesadaran inilah lahir sebuah motto yang membimbing seluruh gerak pendidikan formal di Suryalaya: “Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah.” Bukan sekadar slogan, tetapi arah yang menyatukan dimensi intelektual dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Pada 1 Agustus 1961, tonggak sejarah itu dimulai dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah Serba Bakti. Nama “Serba Bakti” bukanlah nama biasa—ia mengandung spirit pengabdian total: kepada Allah, kepada ilmu, kepada orang tua dan guru, kepada bangsa, dan kepada sesama.

Baca juga: Parade Lembaga Awali Peringatan Hari Pendidikan Suryalaya ke-63

Kata “Serba” mencerminkan keluasan bidang kehidupan, sedangkan “Bakti” menandakan orientasi hidup yang dilandasi ketundukan, kerendahan hati, dan kesediaan untuk berkhidmat. Maka setiap institusi pendidikan yang menyandang nama “Serba Bakti” mengemban misi ganda: mencerdaskan dan mendidik dengan dasar pengabdian yang luhur.

Kini, lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya mencakup:

• TK, Kober, dan PAUD Hj. Euis Siti Juhriyah
• MTs Serba Bakti
• SMP Islam Serba Bakti
• SMA Serba Bakti
• MA Serba Bakti
• SMK Plus YSB
• Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM)
• Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah (STIELM)