Kiai Wahfi Ajak Aktivis Tarekat Kaji dan Kembangkan Ekonomi Syariah
Ini bermula di London sebagai salah satu pusat finansial dunia dan keuangan syariah
Wakil Talqin Pangersa Abah Anom, KH. Wahfiudin Sakam telah mengamati kajian, perkembangan dan giat ekonomi Islam di Indonesia sejak tahun 1980 an hingga saat ini.
Menurutnya, awal pengembangan Ekonomi Islam di NKRI tidak menggunakan istilah “Islam” lantaran tidak diperbolehkan, maka diganti dengan “Syariah”. Ini bermula di London sebagai salah satu pusat finansial dunia. Bahkan seperti diketahui, bahw London kini terus memperkuat posisinya sebagai pusat bisnis dan keuangan syariah di kawasan Eropa.
“Kajian-kajian Ekonomi Islam mulai merebak di NKRI awal tahun 1980-an di IPB, karena ekonomi pertanian memang paling menderita akibat riba,” ungkap Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa tersebut, Jum’at (23/9).
Baca juga: Kiai Wahfi: Ikhwan Harus Terlibat Dalam Aktivitas Ekonomi dan Politik
Awal 1990-an, sambungnya Ekonomi Islam merangsek masuk ke sektor finansial formal, seiring dengan berkembangnya ICMI, dan berganti nama menjadi Ekonomi Syariah.
Mulailah berdiri Bank Muamalat, cikal bakal berkembangnya bank-bank syariah, dan BMT (Baytul Mal wat Tamwil) yang kemudian dialihkan menjadi Koperasi Syariah dan perannya digantikan oleh BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah).
Dewan Pembina Laznas DPF itu menyebut Ekonomi Syariah lalu merembet ke industri keuangan lainnya seperti asuransi, pegadaian, multi-finance, dana pensiun. Awal 2020 mulai masuk ke sektor riil melalui berbagai Rumah Sakit Syariah.
Baca juga: Dayah Manzilul Huda Gelar Seminar Tasawuf dan Pemberdayaan Umat Melalui ISF
Fenomena tumbuhnya Rumah Sakit Syariah akan menjadi titik lompatan baru kebangkitan Ekonomi Syariah di NKRI. Kiai Wahfi pun mengajak aktifis tarekat untuk terus mengkaji dan mengembangkan Ekonomi Syariah.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______