Jadikan Rasulullah Teladan dalam Bersyukur

Bersyukur ialah selalu ingat kepada Allah, ingat selalu kepada kenikmatan-kenikmatan-Nya pada kita. Kita fokus pada kenikmatan Allah yang ada pada kita, bukan yang luput atau belum ada. Kita menghargai hal hal kecil dan mensyukurinya bisa membuat hati kita lebih tenang dan meningkatkan rasa bahagia. Bukan sebaliknya, karena jika demikian kita hanya mengingat hal negatif atau yang buruk buruk saja.

Pengertian Syukur

Syukur itu kesinambungan hati untuk mencintai Sang Pemberi Nikmat, kesinambungan anggota tubuh untuk menaati-Nya, dan kesinambungan lisan untuk mengingat dan memuji-Nya.

Syukur itu dengan qalbu yakni kesadaran hati bahwa segala kenikmatan berasal dari Allah Swt. Syukur dengan lisan, selalu ingat dan memuji-Nya. Syukur melalui aplikasi perbuatan yakni mempergunakan kenikmatan sesuai tujuan penciptaannya atau sesuai tuntunan Allah Swt.

Baca juga: Kekayaan Jiwa Yang Diajarkan Rasulullah Saw

Rasulullah adalah teladan kita dalam bersyukur. Beliau tidak pernah mengeluh dan mencela keadaan yang beliau hadapi. Beliau justru senantiasa memuji Allah Swt.

Rasulullah Saw tatkala melihat hal yang beliau sukai, beliau berucap segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurna aneka kebaikan, dan ketika melihat hal yang tidak disukainya beliau mengatakan segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan. (HR. Ibnu Majah)

Melalui hadis ini kita diajarkan untuk melihat dan fokus pada hal hal positif yang ada, melihat kenikmatan Allah yang luput dari ingatan kita. Dan yang paling utama ialah kita melihat Allah SWT ada di balik setiap kejadian.

Bersyukur sejatinya bukan lagi melihat nikmat, karena kalau hanya melihat nikmat, saat nikmat itu tiada maka, syukur tiada. Tetapi lihatlah bahwa syukur itu perintah Allah.