Pesan Syekh Abdul Qadir Al Jailani di Bulan Ramadhan

Berbeda pandangan mengenai makna Ramadhan, sebagian mengatakan bahwa Ramadhan adalah salah satu nama Allah Swt, maka ia disebut sebagai Syahru Ramadhan. Penisbatan ini sebagaimana firman Allah,

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’ān. [Surah Al-Baqarah: 185]

Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

Janganlah kamu ucapkan Ramadhan karena Ramadhan adalah salah satu nama Allah, akan tetapi ucapkanlah Bulan Ramadhan. (HR. Baihaqi)

Bulan Ramadhan ini merupakan bulan kesembilan dari bulan bulan hijriah. Bulan ini termasuk yang paling utama. Tatkala orang-orang Arab menamai bulan ini, saat itu cuacanya sangat panas, maka dinamai dengan Ramadhan yang berasal dari kata Ar Ramdha’ yang artinya sangat panas (syiddatal harr). Pendapat lainnya, dinamakan bulan Ramadhan karena banyak menghapus atau membakar dosa-dosa. Pendapat lainnya yang juga mirip, dinamai dengan bulan Ramadhan karena ia membersihkan badan dari dosa dan menyucikan qalbu.

Baca juga: Syekh Abdul Qadir Al Jailani Gemar Memberi Makan

Ramadhan terdiri dari huruf Ra, Mim, Dhad, Alif, dan Nun. Syekh Abdul Qadir Al Jailani qs menyatakan dalam Al Ghunyah kemuliaan Ramadhan melalui huruf-huruf tersebut. Pertama, Ra yakni Ridwanullah (Ridha Allah). Kedua, Mim yaitu Muhabatullah (Pertolongan dan keberpihakan Allah). Ketiga, Dhad adalah Dhamanullah (Jaminan Allah). Keempat, Alif yaitu Ulfatullah (Keramahan Allah). Kelima, Nun berarti Nurullah (Cahaya Allah).

Maka bukan Ramadhan ini ialah bulan keridhaan, bulan pertolongan, bulan jaminan, bulan kasih sayang, bulan cahaya, bulan memperoleh aneka anugerah Allah, serta bulan karamah bagi para wali (Al Auliya’) dan orang orang baik (Al Abrar).

Perumpamaan bulan Ramadhan ini di antara bulan-bulan lainnya seperti qalbu di dalam dada, seperti nabi di antara manusia, dan seperti tanah haram di antara negeri negeri, di mana tanah haram menolak Dajjal yang terlaknat.