Istiqamah Terhadap Kemursyidan (Bagian 2)

Apa yang dimaksud dengan istiqamah? Istiqamah adalah teguh pendirian. Abu Qasim Al-Qusyairi menjelaskan, istiqamah adalah derajat yang menjadikan urusan-urusan seseorang menjadi baik dan sempurna, dan memungkinkannya untuk mencapai manfaat-manfaat secara tetap dan teratur.

Saking pentingnya sikap istiqamah, Sayyidina Ali kw mengatakan, “Jadilah kamu pemilik istiqamah bukan penuntut anugrah”.

Dalam esensi risalah Risalah, Pangersa Abah Sepuh 1368 H / 4 April 1949 menulis; Sakabeh Bidjil Ti Alip Mentjar sagala Gumelar, Alip Lali Ka Ma’ani, Gumelar lain Ku Rasa, Rep Sirep, Djempling Tibra Sasarean Moal Beunang di Gandengan Ngalilir Kuriak Gundam…

Baca juga: Di Antara Adab Terhadap Guru Mursyid

Alif itu huruf pertama dari huruf hijaiyah. Alif itu huruf yang berdiri tegak. Berdiri tegak melambangkan sikap dan perilaku istiqamah. Ada tiga jenis Istiqamah yang harus kita wujudkan:

1. Istiqamah terhadap kemursyidan Syekh KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra. Secara fisik beliau telah tiada, tetapi secara ruhani beliau masih hidup dan masih membimbing murid-muridnya yang tetap istiqamah.

وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَن يُقْتَلُ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتٌۢ ۚ بَلْ أَحْيَآءٌۭ وَلَـٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya (QS. Al-Baqarah: 154).

Seorang Wali Quthub, pendiri Tarekat Haddadiyah, Habib Abdullah ‘Alawi Al-Haddad ra dalam kitab Adabu Suluki Al-Murid (hlm. 43) berkata; “Terkadang seorang murid menyangka bahwa ia tidak memiliki Mursyid atau Syekh, maka ia mencari Syekh, padahal ia mempunyai Syekh yang tak dapat dilihatnya, yang membimbing dan menjaganya dengan memberikan bantuan, sementara murid itu sendiri tidak merasakannya.”

Baca juga: Guru Mursyid Ibarat Dokter yang Mengobati Penyakit Qalbu

Dalam Kitab Jaami’ al-Ushuul Fi al-Auliyaa’ halaman 7 dijelaskan “Ketahuilah bahwa setiap wali itu memiliki keistimewaan dan kemampuan berbuat sesuatu saat masih hidup dan sesudah mati”.

Misalnya kemampuan yang dimiliki oleh Syekh Muhammad Baha’uddin, guru Tarekat Naqsyabandiyah dalam mengajarkan hakikat dan larut dalam sifat-sifat ketuhanan. Kemampuan berbuat dan memberikan pertolongan yang dimiliki oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qs, serta kemampuan menyampaikan ilmu dan wirid yang dimiliki oleh Syekh Abu al Hasan al-Syadzili.

Dalam manqabah ke 35 misalnya, Syekh Ahmad Kanji menjadi muridnya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani qs karena petunjuk gurunya. Pada saat beliau tidur, beliau didatangi Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qs dan menyerahkan mahkota merah dan sorban hijau kepada Syekh Ahmad Kanji. Ini bukti bahwa walaupun secara fisik seorang wali telah tiada tetapi beliau masih hidup secara ruhani dan setia membimbing murid-muridnya.

2. Istiqamah dalam mengamalkan ajaran TQN Pondok Pesantren Suryalaya (amalan harian, mingguan, bulanan, dan lain sebagainya) berdasarkan petunjuk dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Guru Mursyid TQN Pontren Suryalaya.

Baca juga: Kiai Wahfiudin Pentingnya Wali Mursyid dalam Berthariqah

3. Istiqamah terhadap semua hal yang menjadi bagian dari Pondok Pesantren Suryalaya (ahlul bait, atribut Pondok Pesantren Suryalaya, lembaga yang ada di Pondok Pesantren Suryalaya) seperti Sekretariat, Baitul Maal, Yayasan, LDTQN, IBU BELLA dan GMPS. Semua itu sudah legal formal, tercatat di Kemenkumham.

Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya telah terdaftar di Kementerian Agama RI dengan Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) 510032062162.

Penulis: Nana Suryana, S.Ag., M.Pd. (Ketua I LDTQN Pondok Pesantren Suryalaya Pusat)


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi