Guru Mursyid Ibarat Dokter Yang Mengobati Penyakit Qalbu

Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar

Berbicara tentang tasawuf tentu tidak terlepas dari empat hal ini. Pertama tazkiyatun nafs (penyucian diri), shafa’ul qulub (bersihnya qalbu), ishlahul akhlak (perbaikan akhlak), serta al wushul ila martabatil ihsan (mencapai martabat Ihsan).

Namun untuk menempuh jalan tasawuf tersebut, memerlukan seorang guru Mursyid yang silsilahnya bersambung sampai Rasulullah Saw. Sebab menyucikan diri, membersihkan qalbu dari aneka penyakit dan kotoran, berakhlak mulia dan meraih musyahadah dan muraqabah (ihsan) bukan hal mudah dan bisa diraih secara individual.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (At-Taubah: 119).

إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ، يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى “. قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ، تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ. قَالَ : ” هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ، وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا، فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ، وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ، لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ، وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ “. وَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ : أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sayyidina Umar menyatakan bahwa Nabi Saw bersabda: “Sungguh Allah mempunyai hamba-hamba yang dicemburui para Nabi dan Syuhada karena kedekatan kedudukan mereka di sisi Allah pada hari kiamat, tapi mereka bukanlah nabi dan syuhada.” Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kamu akan memberitahun kepada kami siapakah mereka? Nabi Saw bersabda: “Merekalah yang saling mencintai dengan ruh Allah, bukan karena hubungan rahim ataupun harta yang saling mereka bagi. Demi Allah, sungguh wajah mereka itu bercahaya. Mereka juga berada dalam cahaya. Saat umat manusia merasa takut dan sedih, mereka tidak merasakannya. Dan beliau membaca ayat ini, “Ketahuilah, para wali Allah itu tidak ada ketakutan dan tidak merasa sedih”. (HR. Abu Dawud).

Baca juga: Thariqah Metode Penyucian Diri

Pangersa Abah Anom dalam Kitab Miftahus Shudur mengutip ucapan Syekh Sya’rani dalam kitab Al Anwar Al Qudsiyah;

قد أجمع أهل الطريق على وجوب اتخاذ الإنسان له شيخا يرشده إلى زوال تلك الصفات التي تمنعه من حضرة الله تعالى بقلبه لتصح صلاته من باب ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب

“Para ulama ahli thariqah sepakat bahwa seorang (murid) wajib memiliki guru seorang syekh, yang dapat membimbingnya untuk menghilangkan sifat-sifat penghalang qalbu dan dekat kepada Allah agar hubungan dengan Allah menjadi benar, hal ini termasuk dalam kaidah ushul fiqih yaitu, sesuatu yang menghantarkan kepada kewajiban, maka sesuatu itu hukumnya juga wajib.”


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi