Empat Jenis Riyadhah dalam TQN Pontren Suryalaya

Syekh Abdul Qadir Isa dalam karyanya, Haqaiq an At Tasawuf menuliskan,

Sesungguhnya Mujahadah adalah salah satu pokok dalam menempuh jalan kesufian.

Mujahadah adalah upaya untuk menghadapi musuh dari dalam diri secara sungguh-sungguh yang mencapai batas akhir kemampuan. Orang yang melakukan mujahadah mesti berhadapan dengan hawa nafsu yang selalu mendorong kepada keburukan.

Mujahadah adalah bagian dari proses tazkiyatun nafs. Secara teknis mujahadah biasa disebut juga dengan riyadhah, sebagai upaya untuk mendisiplinkan diri dengan cara melatih diri dengan melazimkan ibadah atau mengendalikan hawa nafsu.

Baca juga: Riyadhah Bertujuan Menundukkan Hawa Nafsu

Dr. Suhrowardi, MA. menyebutkan bahwa secara umum ada empat bentuk riyadhah yang dijalankan oleh pengamal TQN Pontren Suryalaya sebagaimana dikutip dari ldtqn.or.id.

1. Riyadhah Umum

Riyadhah ini merupakan amalan pokok yang harus dilakukan ikhwan TQN Pontren Suryalaya yaitu dzikir Jahr, dzikir Khafi, Khataman dan Manaqiban.

Para sufi sepakat bahwa dzikrullah secara istiqamah adalah metode paling efektif untuk membersihkan hati (tashfiyatul qulúb), mensucikan jiwa (tazkiyatun nufús), dan menghubungkan ke Hadirat Allah (sababul wusul ilalláh). Ruh segala ibadah adalah dzikrullah. Dengan terus menerus mengingat Allah akan melahirkan mahabbah dan ma’rifah kepada-Nya.

Karena dzikir merupakan inti ajaran semua tarekat dan sekaligus menjadi metode tashfiyatul qulub dan tazkiyatyn nufus, maka perlu dipaparkan lebih jelas mengenai tatacara dan filosofinya.

Baca juga: Ini Empat Jalan Olah Jiwa Menurut Imam Ghazali

Filosofi praktik dzikir dalam TQN adalah dalam rangka membersihkan hati dan mensucikan jiwa (tashfiyatul qulúb dan tazkiyatun nufús) dari penyakit dan kotoran-kotorannya.

Istilah tazkiyatun nafsi atau mensucikan jiwa dalam tarekat mengandung pengertian menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji dan malakuti, setelah terlebih dahulu membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan hewani.