Berlomba Menangkap Peluang dari Gaya Hidup Halal
Lebih dari 50 negara meminta sertifikasi halal dari MUI agar produk mereka diakui oleh dunia
Jakarta – Halal tidak lagi sekadar stempel yang dilekatkan pada makanan. Halal telah menjadi gaya hidup masyarakat dunia, berkembang pesat dalam dua dekade terakhir.
Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar mengatakan halal life style berkorelasi kuat dalam pengembangan ekonomi syariah.
Masyarakat kini memiliki beragam pilihan produk yang menurut mereka lebih memberikan ketenangan. Kebutuhan produk halal terus meluas, mulai dari produk makanan, kosmetik, fashion, hiburan, keuangan, hingga pariwisata.
“Kalau ada pilihan syariah maka itu yang dipilih, makanya ekonomi syariah kita dorong tidak hanya berkembang tradisional tapi juga sesuai perkembangan zaman,” ujarnya.
Berdasarkan data dari State and Global Islamic Economy Report 2019-2020 diketahui bahwa gaya hidup muslim meningkat dari US$ 2,2 triliun di tahun 2018, dan diperkirakan akan menjadi US$ 3,2 triliun di tahun 2024.
Indonesia menjadi rujukan global dalam sertifikasi produk halal. Lebih dari 50 negara meminta sertifikasi halal dari MUI agar produk mereka diakui oleh dunia. Kendati telah menjadi rujukan sertifikasi produk halal, industri halal di Indonesia belum tumbuh secara optimal. Upaya bersama mengembangkan industri halal dibutuhkan untuk mempercepat peningkatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia
Pada tahun 2018, Indonesia mengeluarkan US$ 214 miliar atau sekitar Rp 3.150 triliun (kurs Rp 14.722). Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia ini menjadi salah satu negara dengan konsumen produk halal terbesar di dunia. Tingkat belanja mencapai 10% dari pangsa pasar produk halal dunia. Sayangnya, masih dipenuhi oleh impor yang cukup besar.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______