Bagaimana Matematika Kebahagiaan Menurut Filsuf?
Menurut Plato ada tiga kategori manusia dalam mengukur kebahagiaan
Ketika saya membaca ajaran salah seorang filsuf besar Yunani yaitu Plato. Menurut Plato ada tiga kategori manusia dalam mengukur kebahagiaan.
Pertama, Philokrematon. Yaitu orang yang hidupnya disibukkan dengan pencarian harta benda. Ia dikendalikan oleh epithumia (dorongan nafsu keserakahan) dan kurang memerhatikan ilmu dan kebijaksanaan. Orang yang seperti ini mengukur kebahagiaan itu dengan kelimpahan materi. Seperti digambarkan dalam al Qur’an seorang yang bernama Qarun.
Qarun adalah orang yang hidupnya sibuk mengumpulkan kekayaan. Dia bangga dengan kekayaan yang dimilikinya, berlaku sombong dan dia merasa bahwa kekayaan yang diperolehnya bukan pemberian dari Allah tetapi adalah hasil dari jerih payahnya sendiri. Akhirnya, sebagai balasan dari kesombongannya oleh Allah, Qarun diazab, hartanya ditenggelamkan. Dia pun mati dalam kemiskinan.
Baca juga: Wejangan Abah Anom Agar Pintu Kebahagiaan Terbuka
Kedua, Philonikon. Yaitu orang yang hidupnya disibukkan dengan pencarian-pencarian kemenangan, nama besar, dan popularitas. Orang seperti ini hidupnya dikendalikan oleh thumos (hasrat kekuasaan). Kelompok orang seperti ini mengira bahwa kebahagiaan hidup itu akan diperoleh jika ia memiliki kekuasaan, jabatan, nama besar, ketenaran dan sejenisnya. Di dalam al-Quran digambarkan tokoh seperti ini dengan nama Firaun.
Firaun sangat bangga dengan kekuasaan yang dimilikinya. Bukan hanya bangga bahkan dia mengaku dirinya sebagai tuhan. Akhirnya sebagai balasan atas keangkuhannya ia pun diazab Allah dengan ditenggelamkan di laut merah ketika mengejar Nabi Musa a.s.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______