Bagaimana Matematika Kebahagiaan Menurut Filsuf?

Menurut Plato ada tiga kategori manusia dalam mengukur kebahagiaan

Sering kali kita mengira bahwa tingkat kebahagiaan yang bisa dicapai seseorang adalah berbanding lurus dengan banyaknya materi yang dimiliki. Semakin banyak kekayaannya maka akan semakin tinggi tingkat kebahagiaannya. Hipotesis tersebut mendorong kita untuk berlomba mengejar kekayaan. Terkadang untuk memenuhinya kita menghalalkan segala cara demi mengejar kekayaan.

Beberapa minggu yang lalu saya bersilaturahmi ke rumah salah seorang sahabat yang baru saja pulang dari luar negeri. Begitu sampai, saya tertegun melihat rumahnya yang terlihat mewah. Di depannya ada sebuah mobil yang masih baru, rumahnya pun dipenuhi dengan furnitur dan barang-barang mewah. Sejenak saya menduga, pasti sahabat saya ini hidupnya sangat bahagia. Ya, kurang apa lagi. Istrinya cantik, kerja di luar negeri dengan penghasilan per bulan yang cukup fantastis, memiliki rumah mewah, mobil baru dan sebagainya.

Tetapi dugaan itu mulai berubah setelah saya ngobrol banyak dengannya. Dia bercerita saat ini sedang menghadapi banyak masalah yang membuat kehidupan keluarganya merasa kurang bahagia bahkan hampir-hampir rumah tangganya pun terancam bubar. Mula-mula dia menceritakan tentang anak kesayangan satu-satunya yang sering jatuh sakit. Beberapa kali dibawa ke dokter, tetapi dokter bilang anaknya sehat. Istrinya menceritakan bahwa anaknya tiba-tiba sering menangis, berteriak, seperti ketakutan dan menahan rasa sakit. Hal itu hampir terjadi setiap hari. Istrinya sudah mengobati anaknya ke mana-mana, mulai pengobatan secara medis sampai ke paranormal. Sudah menghabiskan biaya cukup besar, tetapi belum berhasil.

Baca juga: Bagaimana Bahagia Tanpa Syarat?

Setelah itu, sahabat saya sedikit curhat mengenai kehidupan rumah tangganya yang mulai kurang harmonis. Dia merasa hubungan dengan orang tuanya agak renggang. Orang tuanya seperti kurang suka dengan kehadiran istrinya. Bahkan sepulangnya dia dari luar negeri, orang tuanya belum pernah berkunjung ke rumahnya. Semula dia merasa sangat bangga bisa bekerja di luar negeri. Ingin menunjukkan pada orang tuanya bahwa dia sudah berhasil tetapi sayangnya ditengok saja belum pernah.

Itu baru sebagian dari curhatan sahabat saya. Dari ceritanya saya bisa menangkap bahwa dia merasa hidupnya belum bahagia, padahal secara materi dia sudah lebih dari cukup.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi