Wejangan Abah Anom Agar Tidak Terpesona Dunia

Dalam kehidupan ini tentu setiap orang akan mengalami kejadian, situasi ataupun kondisi yang tidak selalu selaras dengan keinginan dan harapan. Bisa saja seseorang saat ini berada dalam kesulitan, tekanan, atau kesempitan. Maka jangan berharap kepada manusia, jangan pula mengandalkan dan berpangku tangan pada manusia. Karena qalbu yang menggantungkan harapan dan cita-citanya pada makhluk akan menemui kekecewaan dan ketidaktenangan dalam hidup.

Melalui wejangan tersebut, Pangersa Abah Anom hendak mengajarkan kepada para murid agar memiliki strategi mental dalam menghadapi kehidupan dan punya daya resiliensi di tengah tantangan dan cobaan.

dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. [Surah Ash-Sharh: 8]

Selain orang yang bergantung pada selain Allah akan lebih sering menemukan kekecewaan, kepahitan, dan kesedihan, dia juga bisa berpotensi melakukan perbuatan syirik.

Baca juga: Wejangan Abah Anom Agar Selamat dari Setan

Bentuk syirik yang sering kali dilakukan oleh orang awam ialah menganggap ada perbuatan yang secara mandiri dilakukan oleh selain Allah dan berefek tanpa ada keterlibatan Allah sedikit pun. Arti mandiri di sini ialah tanpa keterkaitan dengan kehendak Allah Swt. Sehingga secara penuh perbuatan itu disandarkan kepada selain Allah.

Misalnya meyakini bahwa api dapat membakar dengan sendirinya tanpa sedikit pun kuasa dan izin Allah Swt. Sama halnya ketika berobat, maka bukanlah dokter atau obat yang memberi kesembuhan melainkan Allah Swt. Sehingga dari sini, wejangan yang disampaikan Pangersa Abah Anom tiada lain agar murid-murid terjaga aqidahnya, serta terhindar dari perbuatan syirik.

Selanjutnya, ada dua hal yang diberikan oleh Guru Mursyid TQN Pontren Suryalaya dalam wejangan tersebut yakni perbanyak berdzikir dan shalat sunat. Dalam konteks pengamal TQN Pontren Suryalaya, dapat diduga keras bahwa dzikir yang dimaksud itu ialah dzikir jahr dan dzikir khafiy. Artinya perlu istiqamah dalam mengamalkan keduanya.