SAEPI Gelar Kajian Online Bahas Iman dan Tingkatannya

“Alhamdulillah syukur kita kepada Allah pada kesempatan kali ini kita bisa kembali mengkaji kitab Safinatunnajah karya Syekh Salim Sumair Al Hadrami dengan syarah Kasyifatussaja karya Syekh Nawawi Al Bantani. Mudah-mudahan ini termasuk dalam juhud kita, usaha kita menjadi orang-orang yang diinginkan kebaikan oleh Allah Swt,” demikian tulis H. M. Ruhiyat Haririe, B.A saat mengawali Kajian Kitab Fiqih yang diadakan oleh Majelis Dzikir SAEPI secara online Sabtu (23/10).

Menjadikan media sosial seperti Grup WhatsApp untuk menggelar kajian Fiqih memang belum begitu populer di kalangan ikhwan akhwat TQN Pontren Suryalaya.

H. Agus Syarif Hidayat pengasuh Majelis Dzikir SAEPI (Saung Elok Permata Indah) melihat bahwa pembinaan terhadap ikhwan akhwat TQN Pontren Suryalaya tidak boleh sampai terabaikan, terutama bagi mereka yang baru mendapat talqin dzikir. Baca juga…

“Ikhwan yang sudah ditalqin pasti haus pengen tahu (terkait TQN Pontren Suryalaya dan ajarannya) tidak bisa kita abaikan,” ungkapnya dalam Podcast Tasawuf.

Menurutnya, dzikir, manaqib dan pembinaan harus terus berjalan, tidak boleh berhenti misalnya terhalangi karena tidak ada pertemuan fisik karena pandemi. Karena itu, GusRif, biasa disapa, ingin mengoptimalkan kemajuan teknologi media sosial untuk mengaktifkan amaliah sekaligus pembinaan.

Dalam Kajian Kitab Safinah itu, ustadz Haririe membahas rukun iman yang enam yaitu kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari Akhir, dan takdir yang baik maupun yang buruk semuanya dari Allah.

Sebelum melangkah lebih jauh, jama’ah grup dikenalkan dengan definisi iman.

فالإيمان لغة مطلق التصديق سواء كان بما جاء به النبي أو بغيره وشرعاً التصديق بجميعما جاء به النبي صلى اﷲ عليه وسلّم مما علم من الدين بالضرورة لا مطلقاً

Iman menurut bahasa berarti membenarkan secara mutlak, baik membenarkan berita yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad atau membenarkan selainnya. Sedangkan menurut istilah syara’, pengertian iman adalah membenarkan semua yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw, yaitu semua perkara yang diketahui secara dharurat atau pasti dari agama.

Syekh Nawawi Al Bantani menjelaskan bahwa Iman itu setidaknya ada 5 tingkatan.

Pertama, Iman Taqlid.

وهو الجزم بقول الغير من غير أن يعرف دليلاً وهو يصح إيمانه مع العصيان بتركه النظر أي الاستدلال إن كان قادرا على الدليل

Yaitu mantap dengan ucapan orang lain tanpa mengetahui dalil. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini dihukumi sah keimanannya tetapi berdosa karena ia meninggalkan mencari dalil apabila ia mampu untuk menemukannya.

Kedua adalah Iman ‘Ilmi.

وهو معرفة العقائد بأدلتها وهذا من علم اليقين

Yakni mengetahui akidah-akidah beserta dalil-dalilnya. Tingkatan keimanan ini disebut ilmu yaqin. Baca juga…

Ketiga adalah Iman ‘Iyaan.

وهو معرفة اﷲ بمراقبة القلب فلا يغيب ربه عن خاطره طرفة عين بل هيبته دائماً في قلبه كأنه يراه وهو مقام المراقبة ويسمى عين اليقين

Yaitu mengetahui Allah dengan pengawasan hati. Oleh karena itu, Allah tidak hilang dari hati sekedip mata pun karena rasa takut kepada-Nya selalu ada di hati, sehingga seolah-olah orang dalam tingkatan ini melihat-Nya di maqam muraqabah (derajat pengawasan hati). Tingkat keimanan ini disebut dengan Ainul Yaqin.

Keempat adalah Iman Haq.

وهو رؤية اﷲ تعالى بقلبه وهو معنى قولهم العارف يرى ربه في كل شيء وهو مقام المشاهدة ويسمى حق اليقين وصاحبه محجوب عن الحوادث

Yaitu melihat Allah dengan hati. Tingkatan keimanan ini adalah pengertian dari perkataan ulama, “Orang yang makrifat Allah dapat melihat-Nya dalam segala sesuatu”. Tingkat keimanan ini berada di maqam musyahadah dan disebut dengan haq al-yaqin. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini terhalang jauh dari selain Allah.

Kelima adalah Iman Hakikat.

وهو الفناء بالله والسكر بحبه فلا يشهد إلا إياه كمن غرق في بحر ولم ير له ساحلاً

Yaitu fana bersama Allah dan mabuk karena cinta kepada-Nya. Oleh karena itu, orang yang memiliki tingkatan keimanan ini hanya melihat Allah seperti orang yang tenggelam di dalam lautan dan tidak melihat adanya tepi pantai sama sekali.

saepi
Logo SAEPI.

“Tingkatan yang kelima ini hanya dimiliki oleh mereka yang sudah mencapai derajat makrifat kepada Allah swt. Adapun tingkatan yang wajib digapai oleh seorang hamba adalah tingkatan Iman Taqlid dan Iman ‘Ilmi,” imbuh mantan ketua PPI Sudan tersebut.

Sementara tingkatan Iman ‘Iyaan, Iman Haq dan Iman Hakikat, tambah ustadz Haririe, adalah tingkatan-tingkatan yang dikhususkan Allah Swt kepada para Hamba-Nya yang memang Allah Kehendaki. Mereka yang jernih hatinya, istiqamah beribadah, baik akhlaknya dan sempurna islamnya, utuh ketaatannya kepada Allah Swt itulah yang kelak Allah karuniakan tingkatan iman yang tiga lainnya.

Keesokan harinya, jamaah grup WA MZ SAEPI TQN Suryalaya tersebut mengikuti Kuliah Dhuha yang diisi dengan tanya jawab bab Fiqih masih bersama dengan ustadz Haririe.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi