Puasa Muharram dan Berbuat Baik kepada Anak Yatim

Bulan Muharram termasuk salah satu dari Asyhurul Hurum (bulan bulan yang diharamkan) selain Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. Di antara keistimewaan bulan haram ialah Allah mewajibkan manusia untuk memuliakan dan menghormati bulan tersebut serta mengharamkan peperangan di dalamnya.

Sedemikian terhormatnya, amal shalih dan kebaikan yang dilakukan di bulan haram maka ganjaran kebaikannya akan dilipatgandakan demikian juga dengan perbuatan dosa dan maksiat.

Salah satu amaliah yang disunnahkan di bulan Muharram adalah berpuasa pada hari ke sepuluh Muharram atau ‘Asyura. Nabi Saw menjelaskan bahwa puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.

Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah bulan Allah Al Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu ialah shalat malam. (HR. Muslim)

Puasa ‘Asyura juga memiliki keutamaan lain, yakni menghapus dosa selama setahun.

Dari Abu Qatadah ra, Nabi Saw pernah ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau menjawab: puasa ‘Asyura menghapus dosa setahun yang telah lewat. (HR. Muslim)

Baca juga: Muharram Antara Tradisi dan Modernisasi

Al Qurthubi mengatakan bahwa Muharram menjadi yang paling utama setelah Ramadhan -Allah yang paling tahu- karena ia merupakan awal tahun, dan membuka awal tahun dengan puasa termasuk amalan yang paling utama. Dan sebagaimana dikabarkan Nabi Saw, bahwa puasa adalah cahaya, maka jika dia membuka tahunnya dengan cahaya, dia menjalani sisa tahun itu dalam cahaya.