Pengikut Tarekat di Pentas Nasional: Dahlan Iskan

Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang

Siapa yang tak kenal dengan Dahlan Iskan? Menteri BUMN ini sering menjadi sorotan media massa karena keberaniannya dalam berkata, bertindak dan bersikap yang membuat gerah pihak-pihak tertentu namun disukai masyarakat karena ia dikenal dekat dengan rakyat kecil, santun dan murah senyum.

Begitu popular dirinya, dalam berbagai survey mengenai calon presiden RI untuk pemilu tahun 2014 mendatang namanya selalu masuk nominasi. Namun bagaimana kelengkapan riwayat hidup dari sosok CEO Surat Kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network yang bermarkas di Surabaya ini? Dan amalan apa yang ia lakukan sehingga dapat menjadi sosok yang sukses dan berani seperti sekarang ini? Dikarenakan Dahlan Iskan adalah seorang pengikut tarekat yang berkibar di pentas nasional, Redaksi akan mengulasnya untuk Anda sekalian yang datanya berasal dari berbagai sumber. Semoga kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi kita, para pengikut tarekat.

Riwayat Hidup

Dahlan Iskan lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur. Tanggal lahirnya ia karang sendiri agar mudah diingat karena orang tuanya tidak ingat tanggal berapa ia dilahirkan. Masa kecilnya ia lalu dengan kondisi serba kekurangan karena ia tinggal di desa dan orang tuanya hanya seorang buruh tani dan tukang kayu.

Dahlan Iskan memang sudah terbiasa bekerja keras sejak ia masih kecil. Itu dibuktikannya saat masih duduk di bangku sekolah. Ia sering bekerja nguli nyeset atau menyabut daun tebu yang menguning di kebun tebu dekat rumahnya. Itu semua dikerjakannya untuk membantu keluarganya yang miskin. Kelaparan merupakan hal yang sudah biasa dirasakan olehnya. Tak jarang perutnya diikat oleh sarung agar rasa lapar yang dirasakannya hilang.

Dahlan kecil mengawali pendidikan sekolah dasarnya di Sekolah Rakyat. Setelah lulus dari Sekolah Rakyat, Dahlan berniat untuk melanjutkan sekolahnya di SMP Magetan. Namun keinginannya tidak disetujui oleh Bapaknya. Akhirnya, atas keinginan Bapaknya ia meneruskan pendidikan Tsanawiyah di Pesantren Sabilil Muttaqien. Pada saat masih duduk di bangku Tsanawiyah, Dahlan harus rela kehilangan Ibunya, Lisna, yang wafat pada tanggal 21 Maret 1963.

Sewaktu remaja, Dahlan juga sudah memiliki prestasi yang membanggakan. Itu dibuktikannya dengan menjadi santri dengan predikat nilai terbaik ketika masih duduk di kelas dua Tsanawiyah. Selain itu, ia juga menjadi kapten tim voli Tsanawiyah Pesantren Sabilil Muttaqien saat menjuarai kejuaraan bola voli se-Kabupaten Magetan. Lulus dari Tsanawiyah, Dahlan melanjutkan pendidikan Aliyah di Pesantren Sabilil Muttaqien.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi