“Alam dunia ini juga dinamakan dengan alam mulki, dimana Qudratullah (Sifat Kuasa Allah) terbungkus dalam hubungan sebab akibat,” demikian ungkap Syekh Yusri dalam pengajian Kitab Shahih Bukhari sebagaimana dikutip dari Ahbab beliau.
Allah Swt menjadikan makanan bisa mengenyangkan, air bisa menghilangkan rasa dahaga, obat bisa memberikan kesembuhan, dan semua itu adalah atas dasar kehendak Allah Swt.
Kendati demikian, Syekh Yusri juga menjelaskan bahwa yang membuat sesuatu itu cukup adalah keberkahannya, bukan jumlah atau pun kuantitas dari pada sesuatu tersebut. Di antaranya pada makanan, Nabi Saw bersabda;
طَعَامُ الاِثْنَيْنِ كَافِى الثَّلاَثَةِ وَطَعَامُ الثَّلاَثَةِ كَافِى الأَرْبَعَةِ
Makanan untuk dua orang cukup untuk tiga orang, dan makanan untuk tiga orang cukup untuk empat orang (HR. Bukhari).
Ini bisa terjadi karena pada hakikatnya yang membuat kenyang adalah keberkahan yang telah Allah berikan kepada seseorang, bukan dari seberapa banyak makanan yang masuk ke dalam perut.
Baca juga: Kiai Safrullah Segala Keberhasilan Itu Berkah Karamah Guru
Hal inilah yang perlu diyakini oleh setiap muslim, bahwa Allah lah yang Maha Memberi ta’tsir (efek) terhadap sesuatu. Bukan hanya semata-mata dari sesuatu tersebut, karena Allah Swt lah yang merupakan pelaku sebenarnya dalam segala hal atau Al Fa’il Al Haqiqi.
“Kita hidup di alam hikmah, dimana Allah menjadikan hubungan sebab akibat, dan dengan memperhatikan sebab akibat inilah Allah memerintahkan kita untuk beribadah dengannya”, tegas murid dari Syekh Abdullah bin Muhammad As Shiddiq Al Ghumari tersebut.
Hubungan antara sebab akibat menurut ahlus sunnah wal jama’ah adalah hubungan yang biasa (‘adi), yang mana tidak selalu ketika ada sebab pasti ada akibat.
Syekh Yusri mengingatkan, kita tidak boleh berkeyakinan bahwa api itu selalu membakar dengan sendirinya, karena keyakinan (i’tikad) seperti ini salah dan bisa sampai kepada kekufuran, serta mengingkari mu’jizat nabi Ibrahim as, yaitu api tidak mampu membakarnya sebagaimana diceritakan dalam Al Qur’an.
Imam Ad Dardir ra telah menjelaskan dalam bait-bait dalam kitab Al Kharidah Al Bahiyyah.
ومن يقل بالطبع أو بالعلة – فذاك كفر عند أهل الملة
dan siapa yang berkata yang memberikan efek itu adalah dengan tabiat (dengan sendirinya) atau oleh sebab hubungan ‘illah ma’lul (sebab akibat) maka hal tersebut merupakan kekufuran menurut ulama umat Islam
Baca juga: Arti Berkah yang Jarang Diketahui Orang
Para ulama tasawuf mengatakan, bahwa:
الإعتماد على الأسباب كفر وترك الأسباب جهل
Bergantung atau bersandar kepada sebab adalah sebuah kekufuran sedangkan meninggalkan sebab adalah sebuah kebodohan.
Syekh Yusri menjelaskan bahwa orang yang bersandar kepada sebab itu dikatakan kufur sebab ia meyakini bahwa sebab tersebut memiliki kemampuan dengan sendirinya sehingga mampu keluar dari kehendak Allah.
Misalnya ia meyakini bahwa api itu akan tetap bisa membakar meski Allah tidak menghendakinya, maka otomatis ia akan mengingkari mu’jizat nabi Ibrahim as.
Sedangkan meninggalkan sebab itu dikatakan sebagai sebuah kebodohan, sebab dirinya tidak mengetahui hikmah Allah di alam dunia ini, bahwa Allah menjadikan hubungan sebab akibat (musabbab) dalam segala hal.
Dia mencontohkan, seorang laki-laki yang ingin punya keturunan, maka ia harus menikah dengan seorang perempuan. Tidak bisa tanpa melalui pernikahan ia akan mendapatkan seorang anak.
Berbeda dengan alam malakut (alam kun fa yakun), di mana Allah tidak menjadikan hubungan sebab akibat di dalam alam ini. Alam ini juga dinamakan dengan alam qudrah, karena sifat Qudrah Allah lah yang sangat nampak bekerja, tidak terbungkus oleh hukum sebab akibat.
Baca juga: Mengambil Berkah Dengan Berziarah ke Makam Aulia dan Shalihin
Seperti halnya di akhirat atau di surga kelak, setiap ahli surga mendapatkan apa yang ia kehendaki, tanpa harus bersusah payah. Bagi yang ingin buah anggur, maka ia tidak perlu menanamnya terlebih dahulu dan menunggu bertahun-tahun sampai berbuah, akan tetapi Allah dengan Sifat Qudrah-Nya akan memberikan kepadanya.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh mereka berada di taman-taman sorga. Bagi mereka apa-apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Dan yang seperti itulah merupakan karunia yang sangat besar” (Ash Shura: 22).
Dengan memerhatikan hukum sebab akibat di dunia ini, tambah Syekh Yusri, seorang mukmin beribadah kepada Allah Swt, dan dengan meninggalkannya, maka ia adalah orang yang tidak tahu (bodoh) akan Tuhannya.
Ketika sakit, maka berobatlah sebagai bentuk ibadah dengan al akhdzu bil asbab (mengambil sebab) secara lahir, akan tetapi qalbunya tetap bergantung kepada Allah Dzat Asy Syafi (Dzat yang Menyembuhkan) secara batin. Wallahu A’lam.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______