Membentuk Keluarga Ideal, Membina Masyarakat

Keluarga adalah komunitas terkecil dari suatu masyarakat. Wujud masyarakat sesungguhnya adalah perkumpulan keluarga-keluarga. Tak berlebihan jika kita berkata bahwa baik buruknya keluarga adalah baik buruknya masyarakat. Demikian juga, bahagianya keluarga adalah bahagianya masyarakat.

Keluarga berfungsi untuk membentuk karakter dan nilai-nilai masyarakat. Keluarga adalah tempat pertama dimana setiap individu belajar tentang agama, etika, tanggung jawab, dan norma sosial.

Karena itu keluarga menjadi fondasi utama dalam membentuk tatanan masyarakat yang kokoh. Kokohnya tatanan masyarakat terletak pada keberhasilan keluarga dalam menerapkan petunjuk Allah Swt dan petunjuk Rasulullah Saw.

Baca juga: Menafkahi Keluarga Jihad di Jalan Allah dan Dinilai Sedekah

Keluarga yang damai dan harmonis menciptakan lingkungan dan masyarakat yang juga damai dan harmonis, demikian pula sebaliknya. Keluarga yang menerapkan nilai-nilai ajaran Islam mampu memberikan rasa keamanan dan ketenangan batin serta mengurangi potensi konflik di masyarakat. Dengan begitu, tatanan masyarakat akan lebih kokoh dan stabil serta dapat berkembang secara positif.

Salah satu problem serius keluarga Indonesia ialah perceraian. BPS mencatat bahwa angka perceraian semakin meningkat dari tahun ke tahun, berbanding terbalik dengan angka pernikahan yang berkurang. Misalnya dari 1,7 juta pernikahan yang terjadi di tahun 2022, terdapat 516 ribu lebih pasangan beragama Islam yang bercerai. Dengan kata lain 30 % keluarga mengalami dampak buruk perceraian.

Perceraian di tengah masyarakat tak pelak -walau tak seluruhnya- mengundang aneka masalah. Mulai dari problem kesehatan fisik dan mental, problem sosial emosional, hingga masalah finansial serta kualitas hidup yang menurun.

Pertanyaan yang muncul ialah, lalu bagaimana membentuk keluarga yang ideal?