Senin pagi (14/12) Lembaga Dakwah TQN Pontren Suryalaya (LDTQN) Jakarta menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Public Speaking, untuk 20 orang kadernya dan bertempat di aula TQN Center Jakarta.
“Kegiatan yang digelar selama dua hari ini, yakni 14-15 Desember 2020, bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kader-kader TQN Jakarta, wabil khusus dalam skill kemampuan berbicara di depan publik (public speaking),” demikian disampaikan oleh Ketua LDTQN Jakarta Ust. H. Handri Ramadian, SE, MM, via WhatsApp ke redaksi TQNN.
Lebih lanjut haji Handri yang biasa disapa JiHan ini menyampaikan bahwa tidak bisa dipungkiri, masih banyak kader-kader TQN Jakarta yang belum terbiasa ketika harus mendapatkan tugas sebagai pembicara atau narasumber.
Dalam hal berbicara di depan publik, perlu banyak dilatih. Para pelakunya harus mampu membiasakan diri. Bagaimana menumbuhkan percaya diri, melakukan eye contact dengan audiens, menguasai panggung, mengatur vokal dan masih banyak lagi teknik-teknik public speaking yang harus dipelajari.
“Dalam pelatihan dua hari ini, insya Allah para peserta akan dilatih beragam teknik public speaking oleh praktisinya,” tambahnya.
Kegiatan pelatihan ini merupakan gagasan dari hasil pertemuan para kader TQN di Jakarta dalam acara Halaqah yang rutin diselenggarakan pada setiap senin malam di TQN Center Jakarta.
Materi-materi yang diberikan antara lain, Pengantar dan Pengenalan Public Speaking, Ice Breaking & Mindsetting, Modalitas & 3V (Visual, Vocal & Verbal), Praktek 3V, Strategi Penyusunan Materi dan Praktek yang diberikan di hari pertama.
Kemudian di hari kedua rencananya akan disampaikan materi Pengenalan Hypnotic Communication, Teori & Praktek Public Speaking for MC & Trainer, Teknik Merebut Perhatian, Spiderwebbing dan Praktek, Menutup Presentasi dengan Mengesankan.
“Wah, ini pelatihan yang saya tunggu-tunggu. Saya ingin sekali lancar berbicara di depan publik, tanpa harus terbata-bata dan grogi. Semoga pelatihan dua hari ini, saya memiliki teknik-teknik yang bisa dikuasai untuk mengatasi berbagai hal dalam kelemahan-kelemahan berbicara di depan publik,” ujar Yusuf Yuliansyah, peserta asal Cengkareng Jakarta Barat.
“Setelah pelatihan dua hari ini, saya berharap semua peserta mampu menjadi pembicara yang handal di depan publik. Mereka akan kita berikan sarana dan prasarana berlatih. Berlatih langsung ini sangat penting, minimal mereka harus memiliki 10.000 ‘jam terbang’ sehingga mereka menjadi terbiasa,” ujar Handri, menutup bincang-bincangnya dengan redaksi.
Penulis: Handri
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______