Kiai Sandisi: Abah Anom Tidak Pernah Ketinggalan Shalat Berjamaah
Kita semua sebagai ikhwan akhwat yang sedang belajar mengamalkannya (TQN Pontren Suryalaya) mengharapkan supaya disampaikan oleh Allah melalui Mursyid kita untuk menjadi rijal menurut pandangan Allah.
Rijal yang dipandang oleh Allah bukan melihat jenis kelamin. Walaupun bapak-bapak jenis kelaminnya disebut laki-laki tapi kalau dirinya malas untuk beribadah malas dzikir malas belajar malah segala-galanya itu bukan rijal menurut pandangan Allah.
Walaupun jenis kelaminnya perempuan ibu-ibu tapi dia gigih di dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dzikir kepada Allah, khataman, manakiban, belajar dan sebagainya, akhlaknya tidak tercela sesuai dengan yang diwariskan oleh para sahabat maka itulah yang disebut rijal menurut pandangan Allah.
Hai orang yang beriman janganlah kamu tertundukkan dengan harta bendamu dan dengan keluargamu dari mengingat Allah. Siapa yang tertundukkan hatinya dengan harta dan keluarga sehingga lupa kepada Allah maka dia akan termasuk orang-orang yang rugi orang-orang yang celaka naudzubillah. Demikian ucap Kiai Sandisi dalam salah satu ceramahnya.
Baca juga: Kiai Sandisi Jangan Mengulur-ulur Waktu Untuk Tobat
Di dalam al Quran An Nur ayat 37 Allah menjelaskan,
رِجَالٞ لَّا تُلۡهِيهِمۡ تِجَٰرَةٞ وَلَا بَيۡعٌ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ يَخَافُونَ يَوۡمٗا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلۡقُلُوبُ وَٱلۡأَبۡصَٰرُ
Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),
Yang dimaksud rijal menurut pandangan al Qur’an ialah mereka yang tidak tertundukkan dengan harta benda dagangan maupun jual-beli dari mengingat Allah.
Jadi walaupun sedang jual beli, mengurus harta benda dagangan tapi hatinya tidak terikat dengan urusan jual belinya. Hatinya selalu diisi, dipenuhi dengan dzikrullah itulah rijal menurut pandangan Allah.
Oleh karena itu dzikir hati tidak terbatas oleh ruang dan waktu tidak terhalang oleh pekerjaan, tidak terhalang oleh hadas besar maupun kecil. Di mana saja kita berada hati harus selalu diisi dipenuhi dengan dzikrullah.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun, Ayat 9).
Rijal menurut Allah, hatinya tidak terganggu oleh urusan dunia dan urusan keluarga dari mengingat Allah dan dari mendirikan salat. Di mana waktunya sudah tiba untuk menjalankan ibadah shalat, dagangannya, jual belinya ditinggalkan menuju untuk mendirikan shalat.
Baca juga: Kiai Sandisi Jelaskan Kunci Bahagia Dunia Akhirat di Manaqib Pontren Suryalaya
“Jadi shalat yang termasuk salah satu amal yang dicintai Allah adalah tepat awal waktu. Mengundur waktu shalat termasuk salah satu tanda orang munafik,” jelas Imam Masjid Nurul Asror Pondok Pesantren Suryalaya tersebut.
Salah satu yang dicontohkan oleh pangersa Abah Anom, beliau tidak pernah ketinggalan shalat berjamaah tepat awal waktu. Begitu dikumandangkan adzan tepat waktu masuk salat, beliau sebelum adzan sudah ada di masjid.
Ketika mau ke masjid ada tamu banyak sabar menghormati dulu tamu karena ada hadits.
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Siapa yang beriman kepada Alalh dan hari kiamat, hendaklah dia menghormati tamunya. (HR. Bukhari).
Kiai Sandisi bercerita, ketika menghormati tamu dan sudah selesai. Sunat qabliyah sudah dimulai, pangersa Abah masih menghadapi tamu. Karena santri sudah dilatih mendirikan salat tepat awal waktu.
Begitu shalat sunat selesai, yang adzan langsung iqamah, dan pangersa Abah belum ada. Begitu santri sudah masuk menjadi Imam, Abah ke mesjid, beliau mengikuti imam jadi makmum di belakang. Jadi tidak ketinggalan berjamaahnya. Ketika beliau sudah di kursi roda, saya yang imam shalat dzuhur, shalat ashar, beliau pun mengikuti berjamaah di belakang.
“Jadi, shalat yang sangat dicintai Allah tepat awal waktu berjamaah di Masjid. Orang-orang yang disebut rijal tidak pernah mengabaikan ibadah shalat,” tegas Wakil Talqin Abah Anom tersebut.
Baca juga: Abah Anom: Kita Harus Bekerja Keras Mendapatkan Harta
Lalu, orang-orang yang dimaksud dengan rijal oleh Allah dalam al Qur’an juga tidak mengabaikan perintah zakat.
“Jangan menyepelekan zakat, yang sudah mampu dan memenuhi nisab zakat (syarat zakat), jangan enggan berzakat,” pungkasnya.
Selanjutnya, yang dimaksud rijal ialah mereka yang merasa takut ketemu dengan satu hari di mana hari itu terjadi gejolak hati dan mata. Ketika ajal datang, khawatir hatinya lupa kepada Allah.
Karena orang yang lupa kepada Allah dinyatakan kufur oleh Allah. Oleh karena itu, mereka selalu memperhatikan hatinya, khawatir di waktu ajal datang ruh keluar dari jasad tetapi hati masih lupa kepada Allah. Oleh karena itu Allah mengingatkan
وَٱذۡكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ
Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa (Al Kahfi: 24).
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______