Abah Anom: Kita Harus Bekerja Keras Mendapatkan Harta

“Harta harus dijadikan pelayan kita untuk mengabdi kepada Allah. Supaya jadi pelayan yang baik, harta harus diurus. Dan kita harus bekerja keras untuk mendapatkan harta tersebut. Untuk itu gunakanlah tenaga, waktu, pengetahuan dan kesempatan dengan sebaik-baiknya,” demikian pesan Pangersa Abah Anom dalam Kuliah Subuh 1414 H.

Dari pesan tersebut, jelas bahwa pangersa Abah Anom tidak menetapkan harta sebagai tujuan hidup dan tempat bergantung. Justru harta menjadi bagian penting untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah Swt.

Harta harus dijadikan pelayan, pelayan bertugas melayani tuannya. Seakan beliau hendak menegaskan bahwa harta jangan sampai dijadikan tuan yang kemudian kita diperbudak olehnya. Pangersa Abah Anom menempatkan harta sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yakni untuk beribadah dan mengabdi pada-Nya.

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Adz-Dzariyat: 56).

Baca juga: Abah Anom dan Kanak-kanak

Beribadah dalam Islam tidak hanya sebatas ritual, tapi seluruh aktivitas dan dimensi kehidupan juga merupakan bentuk penghambaan diri kepada-Nya. Harta tidak hanya digunakan untuk ibadah ritual seperti shalat, zakat, puasa dan haji, karena harta juga menjadi modal penting dalam membangun peradaban yang menjadi tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.

Pangersa Abah Anom seperti hendak menghilangkan stigma di kalangan umat Islam yang memandang remeh harta dengan mengatakan bahwa harta itu tidak penting dan tidak perlu mendapat perhatian khusus.

Justru Mursyid TQN Pontren Suryalaya mengatakan bahwa kita harus bekerja keras mendapatkan harta tersebut. Beliau hendak menggugah kesadaran muridnya bahwa modal pokok kehidupan ini adalah harta.

وَلَا تُؤۡتُواْ ٱلسُّفَهَآءَ أَمۡوَٰلَكُمُ ٱلَّتِي جَعَلَ ٱللَّهُ لَكُمۡ قِيَٰمٗا وَٱرۡزُقُوهُمۡ فِيهَا وَٱكۡسُوهُمۡ وَقُولُواْ لَهُمۡ قَوۡلٗا مَّعۡرُوفٗا

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (An-Nisa’: 5).

Baca juga: Cara Abah Anom Mendidik Muridnya Ikhlas

Misalkan saja, pendidikan yang baik perlu harta untuk membiayai sarana dan prasarana serta biaya operasional juga kualitas SDM yang memadai. Belum lagi misalnya membangun kesejahteraan masyarakat agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi.

Selain itu yang tak kalah penting dari nasihat pangersa Abah Anom tersebut ialah bahwa harta harus diurus, artinya ada manajemen harta, ada tata kelola harta yang baik. Sebab sekian banyak harta menguap begitu saja tanpa bisa digunakan secara optimal karena pengelolaan harta yang buruk.

Penyusun Kitab Miftahus Shudur, Abah Anom mengajarkan kepada kita untuk bisa menetapkan skala prioritas dalam penggunan dan pengelolaan harta, sehingga neraca keuangan tetap sehat. Bagaimana harta diperoleh dan didistribusikan secara islami. Baik itu harta secara individu, keluarga atau pun lembaga dan organisasi.

Baca juga: Jihad Harta Bukti Keimanan

Dalam pesan tersebut juga terkandung, bahwa setiap murid TQN Suryalaya mesti berusaha sebaik mungkin untuk memperoleh harta. Ini menunjukkan bahwa upaya untuk memperoleh harta adalah bagian jihad yang penting. Kerja keras yang dimaksud Abah Anom ialah penggunaan tenaga, waktu, pengetahuan dan kesempatan dengan sebaik-baiknya, sebagaimana pesan baginda Nabi Muhammad Saw.

إن اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

Dari Aisyah ra, Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melaksanakan suatu pekerjaan, maka pekerjaaan tersebut dilakukannya dengan itqan (sebaik-baiknya)” (HR Thabrani).


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi