Kiai Sandisi Jelaskan Kunci Bahagia Dunia Akhirat di Manaqib Pontren Suryalaya

“Bulan Rajab adalah bulan agung yang dimuliakan Allah Swt. Di bulan Rajab ini ada peristiwa sejarah yang penting yakni Isra’ Mi’raj. Hasil perjalanan tersebut ialah shalat lima waktu,” demikian ucap Drs. KH. Ahmad Sandisi saat mengisi Khidmat Ilmiah pada Manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jilani di Pontren Suryalaya pada 11 Rajab 1442 atau bertepatan dengan Selasa, 23 Februari 2021.

Sebelum perjalanan dimulai, Rasulullah Saw dibersihkan qalbunya di hijr Ismail. Datang Jibril dan Mikail membawa beliau ke dekat sumur zamzam. Dibersihkan segala kotoran-kotoran, kemudian diisi iman, Islam dan segala kesempurnaan akhlak, lalu ditutup kembali dadanya.

Wakil Talqin Abah Anom ini berkata, jangan memiliki keyakinan bahwa di dalam hati rasul ada kotoran. Kenapa hati beliau dibersihkan dulu. Ini namanya tauladan. Bahwa hati kita yang masih kotor yang harus dibersihkan sebelum menghadap Allah Swt.

Allah tidak akan menerima orang-orang yang kotor hatinya, kecuali orang-orang yang suci hatinya.

Oleh karena itu, di mana kita akan menghadap kepada Allah Swt melalui shalat yang lima waktu, bersihkan dulu hatinya.

Dengan apa kita membersihkan hati? Merujuk pada hadits rasul,

Sesungguhnya bagi setiap sesuatu ada alat untuk membersihkannya. Dan alat untuk membersihkan hati adalah dzikrullah.

Dzikir Membersihkan Hati

Dzikir yang mana yang dimaksud? Dzikir hati yang tidak mengenal batas waktunya.

Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah. (Al A’raf: 205).

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring (Ali Imran: 191).

Hati harus selalu diisi dan dipenuhi dengan dzikrullah, mulai dari pagi hingga petang, petang hingga pagi baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.

Janganlah kalian menjadi orang yang lupa kepada Allah. Lupa kepada Allah jangankan satu hari, satu menit saja lupa kepada Allah bahkan satu detik saja, setan masuk dalam hati manusia akan menyeret manusia untuk berlaku durhaka dan maksiat kepada Allah.

“Bukan hanya maksiat kepada Allah, tapi di lingkungan keluarga masih banyak yang durhaka. Istri durhaka terhadap suami. Suami durhaka terhadap istri. Anak durhaka terhadap orang tua, orang tua durhaka kepada anak. Ini masih banyak terjadi. Ini semua akibat hatinya lupa kepada Allah,” ucap KH. Sandisi.

Dan barangsiapa berpaling dari mengingat Allah Yang Maha Pengasih, Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya. (Az Zukhruf: 36).

Pentingnya Shalat Khusyuk

Hasil perjalanan Isra’ Mi’raj adalah shalat yang lima waktu, tetapi mesti diperhatikan shalat yang bagaimana yang diterima Allah Swt.

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya, (Al Mu’minun: 1-2).

Makna khusyuk adalah hudhurul qalbi ma’a Allah. Hadirnya hati dipakai ingat kepada Allah. Ingat kepada Allah berarti sedang khusyuk, lupa kepada Allah itu sedang kufur kepada Allah.

Dalam hadis Qudsi disebutkan,

Di mana hati sedang ingat kepada Allah itu sedang bersyukur, di mana hati sedang lupa kepada Allah itu sedang kufur.

Khusyuk mudah diucapkan tapi sulit untuk menjalankannya dalam ibadah. Lalu bagaimana agar ibadah kita diterima Allah Swt? Termasuk bisa khusyuk dalam shalat?

Maka Rasulullah Saw menganjurkan untuk shalat secara berjama’ah. Karena jalan yang mudah untuk mencapai ibadah khusyuk ialah melalui shalat berjamaah. Kalau seandainya ada salah seorang di dalam jamaah itu ada yang khusyuk, maka semua orang yang ikut berjamaah dinilai khusyuk.

“Kalau ingin bahagia dunia akhirat maka perhatikan shalatnya dilakukan dengan khusyuk,” tegas Imam Masjid Nurul Asror tersebut.

Faedah Shalat Berjamaah

Kiai Sandisi kemudian menjelaskan bahwa orang yang shalat berjamaah bisa mendapat lima kebaikan.

• Pertama, tidak akan mendapat kefakiran di dunia dan di akhirat.
• Kedua, diangkat siksa kuburnya
• Ketiga, menerima catatan dengan tangan kanan
• Keempat, melintasi shirat bagai kilat menyambar
• Kelima, masuk surga tanpa hisab

Ada dua jenis suluk, suluk yang membawa ke surga dan suluk yang membawa ke neraka. Suluk yang mengantar ke surga menurut ulama sufi ialah jalan menuju Allah, berdasarkan hadis nabi Saw.

Siapa yang menempuh jalan demi menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga (HR. Muslim).

Sedangkan suluk yang bisa mengantar ke neraka digambarkan oleh al Qur’an.

”Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat,

Shalatnya Orang Munafik

Ancaman neraka ini juga berlaku bagi mereka yang shalat tetapi tidak khusyuk. Dan salah satu tanda munafik ialah mereka shalat tapi malas-malasan.

Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (An Nisa: 42).

Sedangkan orang munafik yang mereka shalat tapi malas-malasan, suka menunda, riya akan ditempatkan di neraka.

Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (An Nisa: 145).

Menurut para ahli, setelah hari kiamat, sebelum dibangkitkan manusia (yaumul ba’ats). Akan ada suatu waktu Allah akan membongkar isi hati manusia.

dan apa yang tersimpan di dalam dada ditumpahkan? (Al ‘Adiyat: 10).

Yang membiasakan hatinya dengan dzikrullah akan didapati bagai intan berlian yang berharga dan mahal diambil dan disimpan ke surga oleh Allah Swt. Sehingga ketika dibangkitkan di yaumul ba’ats mereka tidak bertemu dengan alam mashyar, alam hisab, alam mizan.

Mereka saling bertanya mana yang disebut yaumul hisab yaumul mizan kok gak ada? Mereka sudah di surga. Itulah mereka yang hatinya selalu diisi dan dipenuhi hatinya dengan dzikrullah akan dipindahkan oleh Allah ke surga.

“Maka bahagialah orang yang beriman mereka yang mendirikan shalat dengan khusyuk. Kalau ingin ibadah diterima oleh Allah Swt, usahakan jangan meninggalkan shalat berjamaah,” tutur wakil talqin yang diangkat pada bulann November tahun 2005.

Karena salah satu jalan yang menolong untuk mencapai khusyuk ialah dengan shalat secara berjama’ah.

Apa itu mi’raj? Tuan Syekh Abdul Qadir bertanya kepada Allah. Allah menjawab: mereka yang selalu meningkatkan dirinya, tidak terpengaruh pikirannya, tidak terganggu rasanya daripada melihat Allah Swt. Dan mi’raj yang sempurna ialah penglihatan mata hatinya lurus, tidak ke kanan dan ke kiri, lurus menghadap Allah Swt.

Rasul Saw bersabda, “shalat adalah mi’rajnya orang-orang yang beriman.”

Mudah-mudahan kita semua diberi kekuatan oleh Allah untuk menjalankan perintah ibadah shalat melalui shalat secara berjamaah agar shalat kita diterima Allah Swt jangan menjadi siksa untuk kita aamin ya rabbal alamin. Semoga bisa dipahami dan diamalkan. Tutup Ajengan Sandisi.