KH. Ahmad Athorid Siraj menyampaikan khidmah ilmiahnya pada Manaqib di Masjid Nurul Asror Pondok Pesantren Suryalaya, Kamis (16/12) yang bertepatan dengan 11 Jumadil Awal 1443 H.
Kiai Athorid mengawali khidmah ilmiah dengan mengajak ikhwan akhwat yang hadir untuk tetap bersyukur kepada Allah Swt bagaimana pun keadaannya, termasuk saat pandemi masih berlangsung.
“Allahumma Ya Dafi’al Baliyyat, Allahumma Ya Syafiyal Amradh, al fatihah,” ucap Kiai Athorid saat memohon kepada Allah Swt, agar seluruh ikhwan akhwat TQN Pontren Suryalaya senantiasa mendapat perlindungan dari Allah Swt dan maghfirah dari-Nya.
Dalam kesempatan itu, Pengasuh Ponpes Al Kautsar, Pamekasan itu mengawalinya dengan menyampaikan ayat 28 surah ar Ra’du;
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Baca juga: Ini yang Dibahas Kiai Athorid Siraj saat Manaqib Syawal 1440 H di Suryalaya
Kiai Athorid mengutip Syekh abdul Qadir al Jailani yang memberikan tafsir pada ayat tersebut, kata tuan Syekh;
أيها الطالبون إلى مرتبة الشهود والكشف
Wahai orang-orang yang mencari martabat penyaksian kepada Allah Swt dan inkisyaf (terbukanya tabir).
Tuan Syekh memandang, bahwa orang yang berdzikir kepada Allah tengah mencari martabat syuhud dan kasyf.
“Kalau begitu, kita sebagai ikhwan TQN tetap berperang teguh dengan ilahi anta maqshudi wa ridhaka mathlubi, jangan hanya diucapkan ya, jangan hanya diucapkan tapi bisa dipraktikkan,” demikian paparnya.
Dzikir, menurut Kiai Athorid, mesti ilahi anta maqshudi (Ya Allah, hanya Engkau lah yang hamba maksud), jangan ujung-ujungnya mencari martabat, kekayaan, penghormatan atau pun jabatan.
“Jadi ridhanya Allah yang kita cari. Mangkanya, kita jangan sampai terjebak dengan tujuan – tujuan lain yang rendah dan bersifat sementara,” imbuh wakil talqin Abah Anom tersebut.
Kiai Athorid menilai jika di dalam qalbu ada tujuan-tujuan lain yang terselip sebagaimana tersebut di atas. Bagaimana kita sampai pada martabat syuhud dan kasyfi?
Baca juga: Hati-hati Karamah Palsu
Kiai asal Madura ini juga menyampaikan, bahwa dzikir itu ada yang memerlukan guru dalam pengamalannya ada yang tidak.
“Lafadznya sama, sama-sama Laa ilaha illa Allah. Tetapi kalau digurukan beda hasilnya. Kalau tidak digurukan hanya menjadi amal hasanah atau amal kebaikan. Tetapi jika digurukan (mendapat talqin dzikir) akan mencapai martabat syuhud wal kasyfi dan terus meningkat,” jelas wakil talqin yang diangkat pada tahun 2008.
Selain itu, Kiai Athorid menjelaskan bahwa talqin dzikir TQN Pontren Suryalaya itu dinilai sah jika ditalqin oleh yang memang berwenang dan sah. Jadi bagi yang baru atau hendak talqin, menurutnya perlu diedukasi, agar ditalqin oleh wakil talqin dari Pondok Pesantren Suryalaya yang diangkat secara resmi oleh Abah Anom ra.
Jika talqin dengan selain yang sah maka maqthu’ul faidh (terputusnya limpahan keberkahan), dan keluar dari TQN Suryalaya. Jika talqin dengan yang sah sesuai TQN Suryalaya akan mencapai martabat syuhud dan kasyf.
Dikatakan bahwa Abah Anom adalah Mursyid yang Kamil Mukammil, lanjut Kiai Athorid, dan tidak semua mursyid itu kamil mukammil. Maka Mursyid menurutnya bermacam-macam.
Baca juga: Ini Maklumat Abah Anom Jika Ikhwan Memperoleh Miftahul Ghaib
Ada yang sampai pada tabarruk (untuk memperoleh keberkahan), ada yang sampai tazkiyah (untuk penyucian diri), ada yang sampai tashfiyah (pembersihan qalbu), ada yang sampai tarbiyah (pendidikan).
Ada juga, ungkap Kiai Athorid, yang cuma menunjukkan jalan kepada Allah. Ada juga yang sampai bisa membersihkan sifat-sifat jahat dan jelek yang ada pada dirinya, dan ada yang sampai bisa menyampaikan muridnya kepada Allah ila hadhratillah ‘inda malikin muqtadir.
“Karena (Abah Anom) Mursyid Kamil Mukammil maka kita akan diletakkan di sisi Allah, diantarkan dan didudukkan bersama-sama dengan orang yang arif billah. Tentunya orang-orang yang diantarkan seperti itu ialah orang yang istiqamah, benar-benar, yang serius sebagaimana sabda beliau dalam kitab Miftahus Shudur,” kata pengasuh Pesantren al Kautsar yang memiliki pendidikan formal dari TK hingga tingkat SMA.
Baca juga: Wali Allah yang Dicemburui Para Nabi dan Syuhada
Kiai Athorid juga menjelaskan empat karamah bagi murid TQN yang istiqamah dan sungguh-sungguh.
تزكي النفوس عن الرذائل والصفات الحيوانية
Pertama, terbebas dari sifat-sifat yang rendah dan sifat kebinatangan,
تجرد عن العلائق العنصرية
Kedua, terputus dari dengan sesuatu yang selain Allah dan tidak dimasukkan ke dalam qalbu,
تصفية القلوب ليوصلهم إلى الحضرة القدسية
Ketiga, pembersihan qalbu (tashfiyatul qulub) untuk diantarkan kepada Allah,
تكشف للذاكر على الدوام بالإخلاص والصدق التجليات الإلهية والأسرار الغيبية والعلوم اللدنية
Keempat, bagi orang yang berdzikir dengan ikhlas dan benar akan terbuka baginya at tajalliyat al ilahiyah (singkapan ilahi), al asrar al ghaibiyah (rahasia ghaib) dan al ‘ulum al laduniyyah (ilmu laduni)
“Semoga kita senantiasa dilindungi dan diridhai Allah Swt, membawa berkah dan mendapat maghfirah dengan karamah ini, al fatihah,” pungkasnya.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______