Idul Adha, Tasyriq dan Kurban
Idul Adha dan Idul Fitri adalah penanda dari ketaatan yang telah khatam dan lengkap
Sebelum Nabi Muhammad datang ke Madinah, masyarakat Madinah sudah punya dua hari raya, bernama Nairuz dan Mihrajan. Agaknya, keduanya tradisi dari negeri Persia.
Hari raya Nairuz (dari bahasa Persia, “Nuruz”) diadakan pada awal tahun dalam kalender matahari. Di Persia pada masanya, hari raya ini diadakan bertepatan pada awal musim semi.
Sementara, hari raya Mihrajan (dari bahasa Persia, “mihr” dan “jan”. “Mihr” artinya “matahari”, “jan” artinya “hidup” atau “ruh) ini kebalikan Nairuz, diadakan pada musim gugur.
Musim semi dan musim gugur dipilih sebagai pelaksanaan hari raya sebab, pada masa-masa itu, cuaca cukup bersahabat. Tidak panas, juga tidak dingin.
Baca juga: Kurban dan Kemerdekaan
Sampai kemudian Nabi Muhammad datang dan mengganti dua hari raya itu.
“Allah telah mengganti Nairuz dan Mihrajan dengan yang lebih baik: Hari Raya Kurban dan Hari Raya Fitri.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Dua hari raya Nairuz dan Mihrajan yang diadakan sekadar untuk senang-senang yang hampa makna diganti dengan dua hari raya yang sarat makna. Idul Adha dan Idul Fitri. Hari raya yang bukan sekadar ekspresi kesenangan dan kegembiraan, melainkan juga ungkapan ketaatan.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______