Ketika Pengasuh Pondok Tasawuf Underground Ditanya, Kenapa Pakai Kata Tasawuf?

Tasawuf sebagai pendekatan terhadap anak punk dan jalanan untuk menemukan jalan pulang

Beberapa hari lalu, di sebuah warung kopi, ustadz Halim Ambiya ditanya oleh sahabat baru.

“Mengapa harus pakai kata tasawuf?” tanyanya.

“Tidak ada yang mengharuskan saya,” jawab Founder Tasawuf Underground tersebut sambil menyeruput kopi.

“Apa tidak terlalu berat? Nanti malah keberatan nama. Anak Punk kok disebut sufi,” tegasnya.

Awalnya, ustadz Halim hanya menjawab sambil tersenyum. Sekali-kali tertawa tipis-tipis. Tapi, karena dia menuntut penjelasan, maka demi sopan santun CEO Salima Publika pun menjawab.

Baca juga: Tasawuf Wujud Akhlak Sahabat Tabiin dan Salafus Salih

“Komunitas Tasawuf Underground itu bukan komunitas punk. Tapi, komunitas orang belajar ilmu tasawuf secara underground, baik online atau offline. Anggotanya bisa mahasiswa, dosen, pengacara, dan berbagai profesi lain yang menjadi jamaah dan relawan. Lalu, anak Punk dan jalanan yang bergabung di dalamnya adalah binaannya,” ungkap lulusan International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) Universitas Islam Antarbangsa, Kuala Lumpur.

Kemudian, berkembang menjadi Pondok Tasawuf Underground. Dalam hal ini, tambah Ikhwan TQN Pontren Suryalaya tersebut, ilmu tasawuf sebagai pendekatan terhadap anak punk dan jalanan untuk menemukan jalan pulang. Bahkan, tasawuf sebagai psikoterapi bagi mereka. Lalu, mereka belajar agama dari hal yang sangat mendasar, fardhu ‘ain dan fardhu kifayah.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi