Bagaimana Sisi Kemanusiaan dalam Peradaban Islam?
Agama Islam selalu melihat sisi material dan sisi spiritual manusia
“Dalam ajaran Islam, manusia berbeda dengan sekian banyak peradaban yang menitikberatkan pada sisi material manusia, sedang peradaban Islam memandang manusia seutuhnya. Bukan hanya sisi materialnya tetapi juga sisi rohaniahnya,” ucap Prof. Dr. M. Quraish Shihab saat menjadi narasumber dengan tema Aspek Kemanusiaan dalam Peradaban Islam beberapa waktu lalu dalam Islamic Book Fair.
Maka ketika kita berkata bahwa, sisi-sisi kemanusiaan dalam peradaban Islam, maka perlu digarisbawahi sejak pertama bahwa sisi-sisi tersebut menyatu antara jasmani dan rohani.
Pendiri Pusat Studi Al Qur’an tersebut menjelaskan, manusia tidak seperti pandangan sementara psikolog yang memandang bahwa manusia itu kegiatan utamanya diarahkan oleh seks. Sebab dalam Islam, manusia yang menggunakan sisi seksualnya itu bersama penggunaannya itu ada sisi rohaninya.
Baca juga: Ini Nilai-nilai Universal TQN Pontren Suryalaya
Sisi-sisi kemanusiaan peradaban Islam itu, lanjutnya, lahir dari pandangan nilai-nilai agama Islam yang selalu melihat sisi material dan sisi spiritual manusia. Bahkan karena dia menekankan tentang kemanusiaannya, maka semua ajarannya bertitik tolak dan mengarah pada kemaslahatan manusia.
“Sehingga kalau ada ajarannya (Islam) ketika diterapkan bertentangan dengan kemanusiaan, maka kemanusiaan didahulukan atas ajarannya,” imbuhnya.
Anggota Majelis Hukama Al Muslimin atau Muslim Council of Elders itu juga menyatakan, kemanusiaan bukan hanya tertuju pada suatu bangsa, suatu ras tetapi kemanusiaan yang mengarah pada semua yang bernama manusia. Karena peradaban ini dilahirkan oleh manusia, dan dalam pandangan Islam, manusia yang melahirkan peradaban adalah manusia yang menyatu jasmani dan rohaninya.
Penulis Tafsir Al Mishbah juga menggambarakan apa yang dimaksud dengan peradaban Islam. “Semua manusia, tidak memandang tempat, tidak memandang suku, tidak memandang agama bahkan, selama karyanya, pemikirannya sejalan dengan upaya mengangkat nilai kemanusiaannya maka itu dapat dinamai peradaban Islam,” tegasnya.
Baca juga: Lima Dasar Humanisme Dalam Islam
Mantan Menteri Agama itu memberi uraian bahwa ada hal yang menarik ditulis oleh pakar-pakar kita, bahwa seandainya ada seorang yang memuji muji Nabi Muhammad Saw. Bahwa beliau jenius, beliau hebat, menunjukkan kehebatannya dengan bukti-bukti yang jelas. Tetapi kalau itu dikemukakannya terlepas dari bimbingan ilahi, maka itu bukan karya peradaban Islam, walaupun ditulis dalam bahasa Arab.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______