Jangan Sembarang Mengaku Sufi, Tasawuf Itu Ilmu dan Amal

Sufi sering disalahartikan. Penyebabnya sederhana, bisa jadi ketidaktahuan yang kemudian jadi pintu masuk kesalahpahaman. Dari kesalahpahaman ini kemudian tak jarang memicu perselisihan. Itu sebabnya, agama datang mengingatkan manusia agar teliti dan cermat dalam menerima informasi sehingga terjaga keharmonisan bersama.

Kendati demikian, tak bisa sembarang orang bisa mengaku sufi. Maka jangan mudah menisbatkan diri sebagai sufi dan jangan mudah percaya juga kepada mereka yang mengaku sufi. Sebab ada persyaratan tertentu yang membuat orang layak masuk golongan sufi.

Imam Al Izz bin Abdissalam dalam kitabnya Zubad Khulashatut Tasawuf menjelaskan bahwa tasawuf itu adalah ilmu dan amal.

التصوف علم وعمل، العلم بالأحكام الشرعية المستنبطة من الكتاب والسنة والعمل بها

Tasawuf itu ilmu dan amal. Ilmu menyangkut hukum syariah yang diambil (berdasarkan istinbath) dari Al Qur’an dan sunnah serta mengamalkannya.

Baca juga: Tasawuf Wujud Akhlak Sahabat Tabiin dan Salafus Salih

Kaum sufi membagi ilmu itu menjadi dua bagian, dzahir dan batin. Ilmu dzahir itu mengamalkan Al Qur’an dan sunnah dan ilmu batin itu adalah aneka aktivitas (amaliah) qalbu atau yang dinamakan Ibnu Taimiyah sebagai al ahwal dan al maqamat.

Tasawuf yang hak itu, kata Sulthanul Ulama itu, adalah ilmu batin yang selaras dengan ilmu dzahir. Siapa yang batinnya berbeda dengan dzahirnya maka dia tidak termasuk kaum sufi dan bisa disangkal.

Bahkan orang yang berseberangan antara dzahir dan batin ini, otomatis mereka dikeluarkan dari kelompok sufi. Karena setiap hal dzahir yang berselisih dengan yang batin maka dia dihukumi batil.

Dengan demikian, orang yang layak disebut sufi ialah yang mampu menyelaraskan antara pengamalan ilmu batin dan ilmu dzahir.

Baca juga: Mengapa di Masa Awal Islam Tidak Ada Ilmu Tasawuf

Untuk mengetahui seseorang itu sufi atau bukan, tidak bisa hanya melalui melihat keanehan, keajaiban atau khawariqul ‘adah (ketidaklaziman) yang ada pada dirinya.

من لم يأخذ بالكتاب والسنة فلا تستمعوا له حتى لو طار فى الهواء أومشى على الماء

Imam Sya’rani mengatakan, siapa yang tidak mengambil (berpedoman) al Qur’an dan sunnah, maka jangan dengarkan dia walaupun seandainya dia mampu terbang di udara atau berjalan di atas air.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi