Jangan Bohongi Allah

Jika terhadap sesama manusia saja ini tidak pantas dilakukan, apalagi terhadap Allah

Tak sedikit juga orang yang menjadikan shalat atau ibadah-ibadah lainnya jalan mencari keuntungan duniawi, seperti pujian dan harga diri. Akhirnya, semuanya kembali kepada kepentingan diri sendiri. Bukan kepada Allah.

Ini seperti juga digambarkan Syaikh Ibnu Taimiyah dalam Madarij as-Salikin. Suatu hari, Khalifah Umar melihat seseorang shalat dengan menundukkan kepalanya seolah khusyu’. Lalu beliau berkata, “Hai tuan. Angkatlah kepalamu. Khusyu’ itu bukan pada tunduknya kepala. Khusyu’ itu di dalam qalbu!”

Akhirnya, seperti diilustrasikan cerita di atas, problem kita adalah sifat munafik di dalam diri. Lain di mulut lain di hati, lain pula di perbuatan. Apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan berbeda dengan apa yang sebenarnya ada di dalam qalbu. Kita bersumpah Laa-ilaaha-illa-llaah tetapi qalbu penuh dengan kecintaan pada hal-hal duniawi seperti harta, keluarga, pekerjaan, karir dan lain sebagainya. Hari-hari pun terisi penuh dengan pikiran, perasaan dan aktifitas mengejar itu semua.

Dalam shalat kita bersumpah “Sesungguhnya shalat dan ibadahku…untuk Allah,” tapi ternyata hasrat dalam qalbu adalah pahala, surga, pujian dari orang, dan lain sebagainya.

Dalam shalat kita pun bersaksi, “Sesungguhnya hidup dan matiku untuk Allah“. Tapi hampir semua waktu, tenaga, pikiran dan perasaan kita sehari-hari, dihabiskan untuk menuruti kehendak dan kesenangan diri, tidur, karir, jabatan, popularitas, kekayaan, rekreasi, hobi dan lain sebagainya. Hampir tidak ada sisa untuk Allah.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi