Istiqamah Terhadap Kemursyidan (Bagian 3)

Bagi yang tetap istiqamah, maka Allah akan memberikan kebaikan yang sangat luar biasa.

وَأَلَّوِ ٱسْتَقَـٰمُوا۟ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَـٰهُم مَّآءً غَدَقًۭا

Dan bahwasanya, jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). (QS. Al-Jin : 16).

Rezeki yang banyak adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, bagi yang ingkar atas perjanjian terhadap gurunya, maka Allah akan menimpakan akibat dari pelanggaran janji dan kesetiaan tersebut.

Dalam tanbih disampaikan, “Karena yang menyebabkan penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri.”

فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَـٰهَدَ عَلَيْهُ ٱللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًۭا

“Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”.

Baca juga: Wakil Talqin Hanya Wasilah yang Mentalqin Semua Abah Anom

Dalam beberapa maklumat, misalnya maklumat No. 03.PPS.V.2002. tentang meningkatan pelaksanaan ibadah dan kewaspadaan, Guru Mursyid TQN Pondok Pesantren Suryalaya, Syekh KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arin ra telah mengingatkan, pada poin nomor 5.

“Menjaga diri agar tidak berbuat yang bertentangan dengan petunjuk, pedoman, tuntunan, bimbingan dan pengajaran yang telah ditetapkan dalam amalan TQN Pondok Pesantren Suryalaya, baik dilakukan sendiri-sendiri maupun secara organsiasi. Bagi mereka yang melakukan penyimpangan atau perekayasaaan terhadapnya, maka Abah tidak ikut bertanggung jawab dan segala akibat yang timbul karenanya menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan.” (4 Rabiul Awal 1423 H/17 Mei 2002).

Salah satu bentuk penyelewengan tersebut adalah tidak istiqamah. Tidak istiqamah terhadap kemursyidan, pengamalan ajaran, maupun terhadap hal-hal yang terkait dengan ahlul bait, atribut, dan kelembagaan Pondok Pesantren Suryalaya.

Baca juga: Hati-hati Karamah Palsu

Terkait dengan adanya segelintir orang yang mengaku sebagai Mursyid TQN Pondok Pesantren Suryalaya, Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya, Ahlul Bait, dan lembaga di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya tidak mengakuinya.

Berikut ini beberapa dokumen penting yang harus kita ketahui dan yakini:

1. Hasil Kesepakatan (Ijma’) Para wakil Talqin TQN Pondok Pesantren Suryalaya tanggal 10 Jumadil Awal 1434 H/ 22 Maret 2013. Salah satu poin penting pada nomor 6.

“Para wakil talqin dan ikhwan TQN Pondok Pesantren Suryalaya supaya menjaga diri agar tidak berbuat yang bertentangan dengan petunjuk, pedoman, tuntunan, bimbingan dan pengajaran yang telah ditetapkan dalam amalan TQN Pondok Pesantren Suryalaya baik dilakukan secara sendiri-sendiri maupun organisasi. ……..ini semua merupakan konsekuensi selaku murid TQN Pondok Pesantren Suryalaya dan wakil talqin yang tidak mentaati ketentuan-ketentuan yang ada, maka dalam ketentuan akhir Abah tidak bertanggung jawab.”

2. Himbauan pengurus LDTQN Pusat nomor 003/B-LDTQN/PPS/I/2022 perihal himbauan untuk tenang dan istiqamah serta kepatuhan terhadap Prokes.

“Berkaitan dengan dinamika adanya segelintir orang yang sudah mengaku kemursyidan selain Pangersa Abah Anom dengan berbagai tindakan turunannya (mengangkat wakil talqin, dsb) maka hal tersebut berdasarkan keluarga besar Pontren Suryalaya, jelas sudah bukan lagi bagian dari Pontren Suryalaya, sehingga yang bersangkutan tidak berhak untuk menggunakan simbol-simbol Pontren Suryalaya. Sebagaimana SK Menkumham Tahun 2010 (sertifikat merek) yang diperpanjang tahun 2018 tentang simbol (merek) Pondok Pesantren Suryalaya termasuk logonya adalah milik KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra (dan ahli warisnya). Penggunaan simbol Pontren Suryalaya harus seizin ahlul warisnya. Untuk itu para ikhwan agar tetap istiqamah.”

Dalam maklumat terakhirnya, pangersa Abah Anom mengeluarkan maklumat ‘Wa’tashimu bihablillah’ 3 kali (berpeganglah kamu pada tali Allah).

Baca juga: Mengapa Abah Anom Disebut Mujadid dan Neo-Sufism

Kalimat ini bukan hanya doa, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk bersatu dan istiqamah dalam satu kemursydian (Syekh KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra.), satu amaliah TQN Pondok Pesantren Suryalaya, dan satu di bawah Pondok Pesantren.

Kalau kita ingin dicatat murid beliau sebagaimana tuan Syekh Abdul Qadir al-Jailani qs mencatat murid-muridnya, kita harus tetap istiqamah bersama guru mursyid TQN Pondok Pesantren Suryalaya silsilah ke-37. Waallahu a’lam.

Penulis: Nana Suryana, S.Ag., M.Pd. (Ketua I LDTQN Pondok Pesantren Suryalaya Pusat)


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi