Ini Pakaian Sufi Yang Sebenarnya

Secara dzahir, pakaian di antaranya berfungsi untuk menutup aurat sesuai syariat, melindungi tubuh dari panas atau pun dingin dan juga sebagai perhiasan. Tetapi sebagai muslim, pakaian jangan hanya dilihat secara lahiriahnya.

Pakaian merupakan kenikmatan dari Allah Swt dan amat wajar kita mensyukurinya. Menampakkan dan mengungkapkan kesyukuran atas nikmat Allah dianjurkan dalam Islam (Ad Dhuha: 11).

Dari sini, berpakaian dengan menampakkan pakaian yang baik dan indah asal bukan untuk tujuan kesombongan dan berbangga diri diperbolehkan.

Nabi bersabda, makanlah, minumlah, dan berpakaianlah kalian, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan tidak sombong (berlagak dan angkuh). (HR. Bukhari)

Memakai pakaian yang bersih dan indah tidak dilarang dalam Islam. Karena sejatinya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Dengan kalimat lain ada nilai estetika dalam berpakaian.

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (Al A’raf: 31)

Tidak Ada Model Pakaian Tertentu dalam Islam

Dalam Islam tidak ditentukan jenis dan model pakaian seperti apa yang disebut dengan pakaian islami. Sebab setiap daerah punya budaya berpakaian yang berbeda satu sama lain. Sehingga tidak mungkin ada satu pakaian dari daerah tertentu yang ditetapkannya menjadi pakaian resmi Islam.

KH. Ali Mustafa Yakub berpandangan bahwa ada empat aturan umum dalam berpakaian yang disingkat dalam 4 T. Pertama, tidak terbuka (tutup aurat). Kedua, tidak transparan. Ketiga, tidak ketat. Keempat, tidak menyerupai lawan jenis.

Kendati demikian, ada pakaian yang setiap muslim perlu memakainya. Pakaian inilah yang sebenarnya menjadi identitas seorang muslim yang baik. Al Qur’an mengistilahkannya dengan libasut taqwa (pakaian taqwa).

Ulama berbeda pendapat apa yang dimaksud dengan libasut taqwa tersebut. Ada yang mengartikannya sebagai iman. Ada pula yang menilainya sebagai amal shalih. Yang lain memaknainya sebagai khasyatullah (rasa takut kepada Allah disertai kekaguman kepada-Nya).

Ada juga yang menganggap libasut taqwa ialah ketenangan, kewibawaan, good attitude, hingga raut wajah yang baik. Apa yang terkait di atas masih memiliki kedekatan makna. Sehingga libasut taqwa berarti bertaqwa kepada Allah.

Taqwa itulah yang sejatinya menutupi aurat. Ketaqwaan melekat sebagaimana melekatnya pakaian dan yang memakainya. Sehingga wajar al Qur’an menamainya pakaian terbaik. Karena taqwa inilah sebenar-benarnya perhiasan terbaik yang menolak mudarat dan menarik manfaat.

“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” (Al A’raf ayat 26).

Pakaian Sufi Untuk Menutupi Aib Sesama
Imam Al Ghazali dalam Minhajul Arifin mengatakan bahwa “sebaik-baik pakaianmu ialah yang tidak menyibukkan sirr-mu dari mengingat Allah Swt. Saat engkau kenakan pakaianmu itu maka ingatlah kecintaan Allah yang menutupi (aib dan dosa) hamba-Nya.”

Sebagaimana pakaian yang bisa menutup aurat, maka jangan pernah mempermalukan satu pun dari makhluk-Nya dengan mengumbar aibnya yang kamu ketahui.

Memakai pakaian taqwa, berarti juga lebih sibuk dengan aib sendiri dan selalu merasa sangat butuh kepada Allah dalam mensucikannya. Sehingga pakaian bagi para sufi bukan hanya untuk menutupi aurat diri sendiri tapi juga menutupi aib sesama.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi