Hikmah Dzikir Jahr dalam Tinjauan Tafsir dan Hadits Nabi (I)
Dzikir la ilaha illa Allah hendaknya dibaca terus, dilatih terus sampai dapat merasakan khusyu'
La ilaha illa Allah memiliki kandungan makna yang mendalam, di samping hikmah yang banyak. Tidak ada tuhan/Ilah, selain Allah. Tiada yang disembah, selain Allah. Tiada yang dicari, selain Allah. Tiada yang wujud secara hakikat, selain Allah. Menurut Arifin Ilham, tindakan dan amalan apapun yang dilakukan hendaknya berprinsip “hanya karena Allah” (lillahi ta’ala), bukan karena ilah-ilah yang lain. Ilah-ilah itu bisa berupa nafsu kita, ego kita, kebiasaan buruk kita, kebodohan kita, kepentingan pribadi kita, harta kekayaan kita, jabatan kita, profesi kita, gelar kita, dsb.
Saat kita makan misalkan, betulkah karena Allah? Agar kuat beribadah kepada-Nya. Kuat menjalankan perintah-Nya. Ataukah kita makan karena nafsu keinginan kita, padahal perut kita masih berisi makanan dan masih kenyang?
Dzikir la ilaha illa Allah hendaknya dibaca terus, dilatih terus sampai dapat merasakan khusyu’ saat berdzikir. Dengan rendah hati Abah Anom ra menyatakan, “Malah ceuk salasawios mubaligh, cenah cirina dzikir khusyu’ teh sok kaluar cai tina panon (nangis) dumeh ngarumasaken sadaya ge kenging Allah, sadaya ge kagungan Allah, rumaos seueur dosa jeung hoyong dihampura. Tapi lamon teu khusyu’, kaluar caina teh sanes tina panon, tapi tina lambey. (Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin, 20 Wejangan Guru Mursyid, Bidang Pendidikan Yayasan Serba Bakti, Pondok Pesantren Suryalaya, tt., hlm. 59)
Baca juga: Enam Hikmah Dzikir Jahr dalam Bidayatussalikin
Pertama, La ilaha illa Allah memiliki banyak nama
Nama-namanya adalah:
1. Kalimat thayyibah/ perkataan yang baik (QS. Ibrahim (14):24). Rasulullah Saw bersabda, “Bimbinglah orang-orang yang akan meninggal dunia dengan la ilaha illa Allah. Barang siapa mengucapkannya ketika sakaratul maut, maka wajiblah surga baginya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami mengucapkannya ketika sehat?” Jawab beliau, “Justru lebih wajib lagi atasnya.”
2. Al-Qaul ats-tsabit/ ucapan yang teguh (QS. Ibrahim (14):27). Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah tiang nur di depan ‘arsy-Nya. Jika seorang hamba mengucapkan la ilaha illa Allah, maka bergetarlah tiang itu. Lalu Allah Swt berfirman, “Berhentilah!” Tiang itu berkata, “Bagaimana aku dapat berhenti, sedangkan Engkau belum mengampuni orang yang mengucapkannya?” Maka Allah swt berfirman, “Sesungguhnya Aku telah mengampuninya.” Maka barulah tiang itu berhenti.” (HR. Al-Bazzar).
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______