Dua Hal Ini Syarat Untuk Meneladani Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw ditegaskan oleh Al Qur’an sebagai Uswatun Hasanah atau teladan yang baik bagi umat manusia, dan manusia diperintahkan untuk meneladaninya.

Beliau adalah makhluk yang paling mulia untuk diteladani mulai dari ucapan dan komunikasinya, perbuatan serta akhlaknya, juga kondisi jiwa serta gerak-geriknya.

{ لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا }

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. [Surah Al-Ahzâb: 21]

Baca juga: Tasawuf Wujud Akhlak Sahabat Tabi’in dan Salafus Salih

Ibnu Katsir menyatakan bahwa ayat ini adalah dalil agung untuk meneladani Rasulullah Saw dalam ucapan (aqwal), perbuatan (af’al), dan kondisi ruhani (ahwal) beliau. Karenanya manusia diperintahkan untuk meneladani uswah hasanah beliau secara khusus saat perang ahzab dan secara umum dalam kondisi lainnya.

وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. [Surah Al-Hashr: 7]

Untuk meneladani beliau ada dua hal yang perlu digaris bawahi. Pertama yarjullah wal yaumal akhir. Kedua, dzakarallah katsira.

Baca juga: Abah Anom Gelar Profesor dan Keteladanan Nabi Muhammad Saw

Syekh Thantawi dalam tafsir Al Washit menyebut, bahwa sungguh telah ada qudwah hasanah (teladan yang baik) itu wahai manusia dalam diri Nabimu Saw. Dan teladan yang baik itu ada dan berlaku bagi orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Yakni mereka yang berharap pada ganjaran Allah ta’ala serta mengharapkan Rahmat-Nya pada hari kiamat. Karena mereka mendapatkan manfaat dari meneladani Rasulullah Saw.

Dengan demikian uswah hasanah dengan Rasulullah Saw ini hanya berlaku bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir serta bagi orang yang banyak berdzikir mengingat Allah Swt.

Karena dengan melazimkan dzikir (mengingat dan menyebut Allah) akan membawa seseorang taat pada-Nya dan ada rasa takut dari-Nya. Allah Swt mengumpulkan antara berharap (raja’) dan banyak berdzikir kepada-Nya, karena untuk meneladani Rasulullah Saw dengan sempurna tidak akan tercapai kecuali dengan keduanya.

Baca juga: Kenapa Dalam Tarekat Banyak Dzikirnya

Dalam konteks dakwah, maka kita tidak bisa mengajak orang lain untuk meneladani Rasulullah Saw kecuali kita ajak untuk berharap pada-Nya dan mengharapkan Rahmat-Nya pada hari akhir serta senantiasa banyak berdzikir mengingat Allah Swt.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi