Cara Ahli Dzikir Hadapi Misteri Kematian

Sayyidina Umar ra, berkata tentang enam hal yang dirahasiakan Allah Swt

Akhir November 2022, bangsa Indonesia kembali diuji Allah Swt dengan bencana gempa bumi di Cianjur Jawa Barat. Dilansir dari laman BMKG, gempa tersebut terjadi dengan kekuatan magnitudo 5,6, Senin (21/11) pukul 13.21 WIB terjadi di sekitar 10 km barat daya kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pusat gempa bumi itu berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur.

Banyak korban berjatuhan, bukan hanya harta tetapi ratusan nyawa pun melayang. Hal itu melahirkan sikap simpati dan empati dari semua lapisan masyarakat. Mulai dari pemerintah, organisasi kemasyaratan, sosial, bahkan individu memberikan bantuan untuk meringankan beban korban terdampak bencana tersebut.

Siapa pun tidak menduga akan terjadi bencana tersebut. Mengapa? karena itu bagian dari hal yang dirahasiakan Allah Swt. Kejadian itu pun menyadarkan kita akan beberapa hal yang Allah rahasiakan. Secanggih apapun ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada tetap tidak bisa mencegah terjadinya suatu bencana.

Baca juga: Imam Ghazali Bicara Hakikat Kematian

Terkait beberapa hal yang Allah rahasiakan dijelaskan sahabat nabi, Umar bin Khattab ra seperti yang dituliskan di kitab Nashaihul ‘Ibad karya Imam Nawawi. Menurut Imam Nawawi, Sayyidina Umar ra, berkata tentang enam hal yang dirahasiakan Allah Swt, sebagai berikut:

“Sesungguhnya Allah Swt merahasiakan enam perkara di dalam enam perkara lainnya, yaitu merahasiakan ridha-Nya dalam perbuatan taat. Merahasiakan murka-Nya dalam perbuatan maksiat. Merahasiakan Lailatul Qadar dalam bulan Ramadhan. Merahasiakan wali-wali-Nya di tengah manusia. Merahasiakan kematian di sepanjang umur. Serta merahasiakan shalat wushta di dalam shalat lima waktu.”

Dari keenam yang Allah rahasiakan adalah kematian. Mati dan kematian adalah misteri Allah. Tetapi mati dan kematian pasti terjadi pada setiap makhluk. Hal ini telah diingatkan Allah Swt dalam firman-Nya.

كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali-Imran: 185).

Baca juga: Tafsir Manqabah Bulan Rabi’ul Akhir, Manajemen Kematian

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ كِتَـٰبًۭا مُّؤَجَّلًۭا ۗ وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ ٱلدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ ٱلْـَٔاخِرَةِ نُؤْتِهِۦ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِى ٱلشَّـٰكِرِينَ

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran: 145).

قُل لَّآ أَمْلِكُ لِنَفْسِى ضَرًّۭا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةًۭ ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah. Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya) (QS. Yunus: 49).


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi