Jakarta – Pandemi Covid-19 mengakibatkan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring dari rumah. Guru dan siswa pun berinteraksi sebagian besar menggunakan gawai.
Berdasarkan hasil pendataan Dinas Pendidikan DKI Jakarta sepanjang September hingga Oktober, ada 171.998 peserta didik yang tidak memiliki gawai. Sementara pendidik sebanyak 12.649 orang. Hasil pendataan resmi ini diumumkan pada Kamis (26/11).
Temuan ini menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan bahwa masih terjadi kesenjangan ekonomi dan teknologi yang cukup tinggi di ibu kota. Proses pembelajaran tentu menjadi tidak optimal di tengah-tengah pandemi yang masih terus terjadi.
Ombudsman Jakarta Raya menyarankan pengalihan anggaran program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan KJP Plus untuk membantu pengadaan gawai bagi peserta didik dan pendidik yang membutuhkan.
“Dinas Pendidikan DKI bisa berkonsultasi dengan otoritas terkait untuk merealokasikan anggaran,” ucap Teguh P Nugroho, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya pada Senin (30/11).
Sejatinya penggunaan gawai selain membantu kegiatan belajar mengajar juga untuk menambah wawasan dan keahlian lainnya. Wakil Talqin TQN Pontren Suryalaya KH. Wahfiudin Sakam mengatakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai industri.
“Di zaman teknologi infokom segala informasi dan pengetahuan sudah tersebar luas di internet. Sekadar menjadi pinter mudah dan itu tidak cukup. Diperlukan karakter dan keahlian lainnya,” ujar Kiai Wahfi mengingatkan.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______