Kejasama dengan Rahima, IAILM Selenggarakan Workshop

Kegiatan Workshop dengan tema Penanganan dan Pencegahan Kekerasan Seksual

Pada hari Selasa tanggal 12 November 2024 bertempat di Hotel Aston Inn Jl. R.E Martadinata Tasikmalaya, IAILM Suryalaya bekerjasama dengan Rahima (Pusat Pendidikan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan) telah meyelenggarakan kegiatan Workshop Penanganan dan Pencegahan Kekerasan Seksual. Kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan pimpinan fakultas, para Ketua Prodi, perwakilan dosen, dan perwakilan mahasiswa IAILM yang berjumlah 30 orang.

Kegiatan workshop diawali dengan penandatanganan naskah kerjasama IAILM dengan Rahima oleh Rektor IAILM, Dr. H. Asep Salahudin, MA dan Direktur Rahima, Pera Sopariyanti, S.Pd.I.

Dalam sambutannya, Pera Sopariyanti, S.Pd.I, menyampaikan bahwa Rahima adalah salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non Pemerintah (Ornop) yang bergerak dengan isu utama penegakan hak-hak perempuan dengan perspektif Islam. Rahima lahir pada tahun 1999/2000 yakni pada masa-masa awal reformasi (1998), dan secara resmi terdaftar melalui akta notaris pada 5 Agustus 2000.

Baca juga: IAILM Suryalaya Jalin Kerja sama dengan USIM Malaysia

Tepat di ulang tahun ke-10 (2010), Rahima mendeklarasikan sebagai sebuah gerakan dengan mengusung “Ulama Perempuan untuk Kemaslahatan Manusia” dan merubah kelembagaan dari Yayasan ke Perhimpunan yang memungkinkan mewadahi sebuah gerakan. Pada ulang tahun ke-20, yakni 2020, Rahima kembali meneguhkan gerakannya dengan mengusung “Ulama Perempuan untuk Kemaslahatan Manusia dan Penyelamatan Alam.” Penambahan kata penyelamatan alam untuk meneguhkan bagaimana ulama perempuan mempunya andil dalam upaya penyelamatan alam sebagaimana hasil fatwa KUPI 2017.

Menurut Rektor IAILM, Dr. H. Asep Salahudin, MA, “Kerjasama IAILM dengan Rahima ini dilakukan terutama untuk memberikan pendampingan kepada IAILM dalam melalksanakan kegiatan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (P2KS), Kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan berbagai program seperti melaksanakan sosialisasi tentang P2KS kepada Civitas Akademika IAILM, seminar, lokakarya, workshop, mengintegrasikan tema-tema gender ke dalam kurikulum, dan penataan ekosistem kampus yang berbasis nilai-nilai sufistik.”

Dr. Neng Hanna, M.Ag, (Ketua Tim P2KS UIN Sunan Gunung Djati Bandung) sebagai fasilitator dalam workshop tersebut menyampaikan bahwa pentingnya pembentukan P2KS di Perguruan Tinggi Islam dilatar belakangi beberapa hasil kajian. Berdasarkan penelitian yang dirilis oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) pada tahun 2022, ditemukan adanya kenaikan kasus kekerasan seksual pada anak di satuan Pendidikan di Indonesia selama empat tahun terakhir.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi