Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Bertawassul?
Tawassul adalah doa melalui perantara yang dicintai Allah, bukan syarat terkabulnya doa
Salah satu metode doa yang disyariatkan adalah tawassul. Tawassul sejatinya tawajjuh kepada Allah Swt, karena hakikatnya yang dituju adalah Allah Swt.
Bertawassul artinya mengambil wasilah dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. Orang bertawassul tiada lain karena mencintai wasilahnya dan meyakini bahwa Allah Swt mencintai wasilahnya tersebut.
Orang yang melakukan tawassul tidak meyakini orang yang menjadi wasilahnya itu bisa memberi manfaat atau mudharat dengan sendirinya. Karena jika ia meyakini yang memberi manfaat dan mudharat selain Allah, ia telah melakukan kesyirikan.
Baca juga: Ingin Wushul Kepada Allah, Tapi Nikmat Dzikir Kadang-kadang?
Tawassul bukan juga prasyarat terkabulnya doa. Karena itu tidak menjadi keharusan bertawassul agar doa terkabul. Karena secara mutlak, tawassul itu aslinya berdoa memohon kepada Allah Swt.
Lalu kapankah waktu yang tepat untuk bertawassul bagi ikhwan TQN? Demikian pertanyaan yang muncul dalam kajian tanya jawab amaliah bersama Majelis Dzikir SAEPI.
Ustadz H. Andhika Darmawan memberi jawaban, bahwa amalan tawassul ala Manaqib itu sebenarnya sudah terangkum ketika kita melakukan dzikir Khataman.
“Karena dalam dzikir Khataman kita juga bertawassul kepada Rasulullah Saw, kepada para Awliya Allah dan para masyayikh TQN Suryalaya,” ujarnya.
Baca juga: Mengamalkan Ratibul Haddad Apakah Menambah Amaliah TQN
Wakil Ketua LDTQN Jakarta itu menyatakan bahwa tawassul bisa dilakukan bukan hanya saat Manaqib atau Khataman.
“Sangat bagus juga jika ingin bertawassul ala Manaqib (walau tidak dalam Manaqib), ketika kita memiliki hajat, atau akan memulai perjalanan, atau akan memulai aktivitas yang baik, demikian. Wallahu a’lam,” pungkasnya. []
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______

