Andai Pemimpin Negeri ini Melihat Allah
Ia dibimbing untuk dapat mengamalkan setiap apa yang telah dipelajarinya
Syaikh Junaid al-Baghdadi, seorang guru ruhani besar abad 9-10 M di Baghdad, memiliki seorang murid kesayangan. Usianya masih muda, sehingga membuat iri murid-murid Syaikh Junaid lain yang lebih senior.
Suatu hari Syaikh Junaid menyuruh murid-muridnya untuk membeli seekor ayam. Mereka disuruh menyembelih ayam itu di tempat yang tak seorang pun dapat melihatnya. Dan mereka harus sudah kembali ke pondokkan pada saat maghrib. Mereka pun bergegas.
Saat maghrib tiba semuanya telah kembali dengan membawa ayam sembelihannya masing-masing. Terakhir, sang murid junior kembali dengan ayam yang masih hidup. Para murid senior pun tertawa dan saling berbisik. Akhirnya mereka bisa menunjukkan betapa dungunya anak muda itu. Ia bahkan tak dapat melaksanakan perintah syaikh.
Syekh Junaid pun menanyakan hasil usaha masing-masing. Murid yang kembali pertama melaporkan, bahwa ia membawa ayam yang dibelinya itu ke rumahnya, mengunci pintu, lalu menyembelihnya. Yang kedua berkata, ia membawa ayamnya ke rumahnya, mengunci pintu, menutup tirai, lalu masuk ke dalam lemari, baru menyembelihnya.
Murid lainnya melaporkan, ia masuk ke dalam lemari lalu menutup matanya dengan kain sehingga ia sendiri tidak dapat melihat proses penyembelihannya. Semua melaporkan prosesnya masing-masing.
Terakhir, sampailah giliran si murid junior. Ia menundukkan kepalanya karena malu. Ayamnya masing bergerak-gerak di pelukannya. Dengan lirih ia berkata, “Aku telah mencari-cari tempat yang tak seorang pun melihat. Aku pun pergi ke tempat paling terpencil di hutan, tapi Allah tetap mengikutiku. Bahkan di gua paling gelap pun, Allah berada di sana. Aku tidak menemukan satu tempat pun yang Allah tidak dapat melihatku.”
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______