Abah Anom, Jangan Kaitkan Ibadah dengan Kondisi Dunia
Kesuksesan duniawi bukanlah acuan kesuksesan ibadah, demikian pula sebaliknya
“Jangan mengaitkan ibadah dengan kondisi dunia kita. Fokus saja ibadah itu untuk bersujud kepada-Nya dengan penuh kesabaran dan ketawakalan,” demikian wejangan Pangersa Abah Anom di bulan Syaban 1413 H yang dirilis LDTQN Pontren Suryalaya.
Pesan yang tampaknya sederhana tersebut memiliki kedalaman makna sekaligus menunjukkan kebijaksanaan beliau. KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin qs berpesan agar jangan mengaitkan amal ibadah yang kita lakukan baik ibadah wajib maupun sunnah dengan kondisi dunia yang tengah dialami.
Pangersa Abah Anom menyadari bahwa dari sekian banyak muridnya ada yang berpotensi mengaitkan pencapaian ibadah dengan perubahan kondisi dunia. Dengan kalimat lain, beliau hendak menegaskan bahwa pencapaian ibadah tertentu yang dilakukan tidaklah selalu berbanding lurus dengan kondisi dunia.
Baca juga: Wejangan Abah Anom Agar Selamat dari Setan
Misalnya, jangan sampai mengaitkan ibadah dengan kondisi ekonomi atau pun jabatan dan pangkat tertentu di dunia. Sehingga ibadah dijadikan alat pengerek kesejahteraan, atau alat katrol pengubah nasib seseorang secara duniawi. Kesuksesan duniawi bukanlah acuan kesuksesan ibadah, demikian pula sebaliknya.
Ketika usaha sukses, ekonomi maju, bisnis berkembang, pangkat dan jabatan naik lalu mengatakan bahwa ini sebab ibadah saya atau karena amalan saya. Hal tersebut berpotensi untuk mengundang kesombongan dan kebanggaan diri bukan pada tempatnya. Maka kesalahpahaman dan perilaku inilah yang hendak diingatkan oleh beliau melalui wejangannya tersebut.
Tidak lain, beliau hendak menjaga murid-muridnya terjerumus pada aqidah yang keliru, serta memelihara muridnya agar tetap menjaga akhlak dan menyucikan Allah Swt dari segala hal yang tidak layak bagi-Nya.
Sebab, jika ada yang mengaitkan ibadah yang dilakukan dengan kondisi dunia, maka dia sangat potensial menemui kekecewaan. Jangan sampai dia berkata, “kok sudah banyak ibadah, tapi ekonomi tidak kunjung ada perubahan?” Tentu hal ini akan mengundang sikap berburuk sangka pada-Nya, dan ini harus dicegah sejak dini.
Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauḥ Maḥfuẓ) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. [Al-Ḥadīd: 22]
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______