Siapa sih yang gak suka jalan-jalan alias melakukan wisata? Hampir semua kalangan senang berwisata untuk sekadar untuk rehat dan refreshing dari kesibukan dan kepenatan.
Meski sektor pariwisata sempat lesu karena tempat wisata dan hiburan ditutup sementara dan dibatasi akibat pandemi covid 19. Kini sektor pariwisata tengah bangkit dan mulai pulih dengan melakukan adaptasi di tengah wabah yang masih melanda. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan agar wisatawan bisa menikmati liburan dan wisata tapi tetap aman.
Dalam Islam, wisata bisa bernilai ibadah karena bagian dari melaksanakan perintah al Qur’an. Firman Allah Swt:
Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Al Ankabut:20).
Bahkan Allah memuji wisatawan berbarengan orang yang bertaubat, beribadah, memuji Allah, ruku’, sujud, amar ma’ruf nahyi munkar dan menjaga hukum Allah.
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat (mengembara demi ilmu dan agama), yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu. (at taubah:112).
Wisata ialah kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi atau lainnya dengan destinasi yang beragam mulai dari yang alami hingga buatan. Dari sini kemudian muncul aneka jenisnya seperti wisata religi, wisata edukasi, wisata kuliner, halal traveling, Islamic tourism dan lain sebagainya.
Bca juga: Berlomba Menangkap Peluang dari Gaya Hidup Halal
Prinsip Wisata
Ibadah secara umum ada dua macam. Ibadah mahdhah (murni) yang telah ditentukan cara, waktu atau bilangannya seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Sebaliknya, ibadah ghairu mahdhah (tidak murni) akal ikut berperan tetapi tetap berpatokan pada maqashidus syari’ah.
Adapun wisata tergolong ibadah ghairu mahdhah dengan menjaga prinsip-prinsipnya sebagai berikut:
Pertama bertujuan positif dan direstui oleh agama
Kedua, tidak menyebabkan kemudaratan dan kerusakan
Ketiga, melihat keindahan, kebesaran dan keagungan Allah Swt
Keempat, bertujuan untuk memetik pelajaran (i’tibar)
Wisata tak pelak memiliki tujuan positif bagi perkembangan jiwa manusia, mulai dari menambah wawasan, melapangkan pikiran, menjernihkan qalbu, hingga memperhalus budi.
Alam yang merupakan objek wisata seakar dengan alamat yang berarti tanda. Alam yang demikian indah dan luar biasa ialah tanda keesaan dan kebesaran-Nya sehingga hanya berfungsi jika disambangi dengan mata kepala dan mata hati.
So, wisata bareng keluarga selain bisa membuat mereka senang dan tambah dekat, juga bisa menambah kedekatan kepada Allah Yang Mengatur Alam Raya.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______